Perjuangan
kami di pesta awal malam- malam laylatul Qadr..
Setelah mendapatkan tempat
seadanya, kami berusaha duduk senyaman mungkin, sambil memperhatikan orang
sekitar. Aku berusaha membenamkan diri dengan membaca qur,an dan temanku
berdzikir, tapi tak semudah itu… lalu lalang orang sekitar, kemudian sebagaian
antri ambil air zam-zam yang tepat di samping depanku membuat riuk suasana…
belum lagi tiba2 tumpah lah air zam-zam.., Rusuuh langsung... aku dan temanku
tetap duduk manis sambil geleng-geleng..
lalu
yang mengejutkan ada saja seorang ibu yang tiba-tiba duduk di tengah-tengah
mengambil tempat… saking shock nya kami ber2 hanya bisa saling pandang, bergeser
dan menghimpit.. Dalam keadaan seperti itu pembagian kurma untuk berbuka
diberikan dengan cara dilempar.. (seketika aku merasa seperti pengungsi…).
Mendekati waktu berbuka keadaan mulai kondusif, walaupun duduk terhimpit,
(bingung nanti shalat, sujudnya gimana ini…?)😓
area tempat aku dan temanku duduk |
Dua
gelas air zam-zam, kurma dan segelas jus amat sangat cukup memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada saat shalat magrib berjamaah, aku dan temanku yang bertubuh kecil
tiba-tiba menciut dihimpit kanan kiri depan belakang.. Sujud meringkuk, antara
kepala dan lutut nyaris menyatu, jari tangan untuk tumpuan sujud merapat
layaknya kucing yang kedinginan… Apalagi pada saat posisi tahiyah akhir… luar
biasaaah…. Posisi yang amaat sempurnaa..
Inilah
malam pertamaku di Masjidil Haram….
Lepas
shalat Magrib, kami memutuskan untuk pindah ke area atas, mencari tempat yang
lebih nyaman lagi untuk isya’ dan tarawih. Dapatlah kami tempat untuk
meluruskan kaki walupun miring sedikit, tapi lebih baik dari sebelumnya. Duduk
kami sambil memperhatikan banyaknya manusia, rata-rata mereka sibuk dengan menu
berbuka, ada beberapa yang mulai tilawah dan berdzikir.. keseibukan yang indah,
layaknya pesta yang dinikmati masing-masing kelompok.
Kami
memutuskan untuk tetap di dalam masjid hingga tarawih, oleh karena itu kami membatasi
asupan berbuka supaya tidak perlu ke toilet, yg toiletnya berada di luar
masjid, dan jangan berharap dapat masuk lagi jika sudah keluar. Tapi Allah
tetap memberikan rezekinya.. entah karena aku tampak kurus atau gimana, ada
saja yang melihat ke arahku dan memberikan makanan, mulai dari bubur arab, bolu,
teh hingga coklat. Allahu akbar, disaat menjaga asupan malah asupan diberikan
dari segala sisi., si pemberi pun memastikan aku langsung memakan dan
menghabiskannya saat itu juga. Yang ada dibenakku saat itu ”nanti bagaimana ini
kalau aku mau ke toilet…. 😓😓 Temanku
cekikikan melihatku diminta menghabiskan makanan, bahagia sekali dia. Dengan
segala kebaikan hati yang kupunyaa dan dasar menghargai, aku menghabiskan semua
makanan yang diberikan, sambil berdoa bahwa Allah akan menjaga saluran
pencernaanku hingga selesai tarawih.
Jarak
antara Maghrib dan Isya’ lumayan panjang sekitar 2 jam (19.00 – 21.00), hingga
waktu isya’ tiba manusia-manusia mulai berdatangan kembali, dan kami berdua pun
sedikit terhimpit.. tak apalah masih bisa shalat. Sambil tak hentinya orang
berdatangan di saat shalat berlangsung, posisi kami makit menciut lagi,
belakangku marah karena sajadahnya ku injak dan dia kawatir tak bisa sujud,
padahal kepalaku pun disundul jamaah di depan… sebagai orang baik seperti ku..
ya terima sajalah sampai 8 rakaat tarawih.., tapi ternyata setelah 8 rakaat
kami bingung lewat mana keluar, akhirnya lanjut hingga 20 rakaat. Kalau bukan
karna Allah kami tidak akan kuat dengan posisi shalat begini hingga 22.30
malam.
Butuh
sekitar 40 menit untuk keluar masjid karena kepadatan manusia, perut kami
keroncongan, dan hajat tubuh pun minta dikeluarkan.. disempatkan membeli
makanan saat menuju hotel, tanpa sadar yang kami beli dominasi karbohidrat,
bahkan temanku tak ingat dia tak ada minum. Tiba di hotel, mampir ke restonya
untuk minta air yang ternyata sudah tutup, jadi ke kamar sajalah, berharap
teman sekamar lainnya dapat berbagi air yang ternyata sudah tertidur lelap. Karena
malas untuk turun lagi ke bawah beli air, akhirnya berbagi Air zam-zam yang ada
bahkan air zam2 untuk splash wajah akhirnya diminum temanku. Sambil
cekikikan kami benar-benar menikmati malam pertama di haram. Lengkap sudah
keseruan ini… La’ Haula Wala quata illa billa….
00.30
kami memejamkan mata, seperti antara sadar dan tidak suara takbir shalat
tahajud sudah dimulai lagi sekitar 00.45.., kelopak mataku seperti melekat tak
bisa membuka, hatiku bergejolak meminta segera bangun untuk tahajud.. suara
merdu Sudais melantunkan ayat akhirnya membuatku memaksa bangkit di jam 01.30,
temanku pun terbangun.. bersiap kita tahajud.. Saat keluar hotel, jamaah sudah
memenuhi area kosong manapun.. yang tersisa hanya jalanan tenpat alu lalang
orang dan mobil.. aku masih berfikir d depan masih ada space, tapi nihil. Dan
memaaang penuh luar biasa, shalat lah kami dipenghujung witir di pinggir
jalanan, Saat Sudais melantunkan doa nya melalui Qunut.. belum ada Haru, aku
belum menikmati…. (sedih)
Selesai
Tahajud, bagaikan lautan manusia tumpah ruah.. semua berusaha kembali ke hotel atau menuju dalam
masjid. Kami hanya menuju pelataran masjid untuk tahajud sendiri dan menunggu
hingga shubuh dengan bekal sahur yang kami bawa plus botol kosong air untuk
diisi zam-zam supaya tak ada lagi dahaga sesi dua J
Tawaf
kami lakukan lepas shubuh, targetku bisa tawaf setiap datang ke masjid… tapi
tak semuanya terlaksana.. kondisi Ramadan ini sungguh berbeda dengan hari
biasa. Tak
mampu menunggu syuruk, kami kembali menuju hotel untuk beristirahat sejenak
sambil menyusun rencana hari ini harus lebih stabil lagi….
Bukan hal yang mudah
untuk tidur dalam kondisi fisik yang cukup lelah.. sehingga aku hanya berbaring
sambil beberes.. pk. 10.00 pagi kami sudah menuju masjid untuk dhuha lanjut
zhuhur. Mendapati tempat nyaman duduk di masjid dengan karpet empuknya untuk
sejenak tidur melawatkan tawafku… Ibadah waktu pagi dan siang memang lebih
kondusif.. tapi kali ini kami tidak ingin seperti hari sebelumnya. Maka sebelum
ashar kami sudah kembali ke Masjid.., Kami ber4, teman sekamar ku yang lain
ikut serta.. tempat sudah dapat, posisi cukup kondusif. Kami siap Malam ini…!!
Waktu
yang bergerak menuju berbuka, para manusia pun bertambah dan terus bertambah..
terus dan teruuuuus.. para azkar masjid mempersiapkan menu berbuka untuk
jamaah.. Kebanyakan jamaah memang ada yang membawa bekal masing-masing..,
bahkan ada yang sengaja membawa banyak untuk memberikannya kepada yang lain.
Kalau kami…?? Cukup botol air berisi zam-zam…
Pada
saat inilah pesta berbuka yang unik.. duduk lah seorang ibu disampingku dengan
membawa bekal yang cukup banyak., karena memiliki sedikit modal berbahasa Arab
didukung wajah arabku yang mempesona, sang Ibu ini menyapa dan sedikit
ngobrol.. Ia berasal dari Yaman (satu darah lah yaa…). Lalu ia berbagi menu
berbukanya denganku… banyaaaaaak sekali… kompliiiit dari menu berat hingga
ringan (bubur, gandum, yogurt, kue, kopi, hingga apel) . Ku bagi lagi dengan
temanku,.. terus tak henti-hentinya ia beri aku menu.. bahkan sampai obat
pegal diberikannya padaku.., yakin jika tak kutahan, diberikannya aku
kunci rumah dan diangkatlah aku jadi anaknya…..
Ini
adalah malam yang paling unik.., kami memutuskan hanya 8 rakaat tarawih..
sebelumnya sudah menerka-nerka jalan keluarnya.. Yakin dengan terkaan. Tibalah
di raakaat terakhir 8.. dengan PD nya kami br3 bergerak langsung kearah jalan
keluar (1 orang temanku sudah kembali ke hotelsebelumnya). Ternyataaaaa jalan yang kami
asumsikan jalan keluar, SALAH…! Itu adalah jalan menuju tong-tong zam2.. dengan
raut kebingungan.. dan shalat dimulai kembali.. kami yang imut2 ini berlari
layaknya tikus yang kawatir tertangkap.. lari ini mentok, belok sana mentok
lagi… para jamaah mengira kami akan mengambil tempatnya.. di dorong sana..
dihadang saat jalan.. jatung berdetak keras, kawatir pada saat sujud kami masih
terjebak di tengah-tengah jamaah…. Dengan saat terpaksa, kami tetap terus
bergerak sambil berlari.., tak tau apalah yang kami lewati.. akhirnya menemukan
jalan… huff tikus-tikus lepas juga.
Tiba
di hotel lebih awal dari malam sebelumnya, setelah makan aku tertidur hingga
tiba waktu tahajud kembali.., semua terlelap keletihan.. memang sangat wajar.
Duduk dari ashar hingga tarawih tanpa ada senderan, kaki hanya bisa
dimiringkan.. beberapa kali mengganti posisi duduk. Jika ingin rebahan, dengan
cara meringkuk.. Jadi aku hanya sendiri berangkat Tahajud kali ini.., tetap
tidak mendapatkan tempat di dalam..
Malam
terakhir di Mekkah… malam ke 25. Karena pagi dan siangnya kami city tour dan
umroh ke2 serta cuaca semakin puanaaaas, manusia semakin penuuuuuh. Sudah cukup
bagi kami berdesakan menuju berbuka. Badan remuk redam.., sehingga kami memilih
di luar masjid, tepat di depannya.., ramai tapi masih ada tempat kosong.
Sekitar pukul 16.30 kami duduk di pelataran masjid.. Matari masih cukup
pekarsa.. atribut lengkap (kacamata, masker hingga paying) tapi tetap kami
seakan dipanggang… teriiiik, suhu sekitar 40-41 derajat.
suasana di luar masjid |
menjelang berbuka... |
Tak peduli seberapa terik dan panas suhu saat itu, tetap manusia berdatangan. Pk. 17.30 pembatas tempat kami sudah ditutup, tapi para wanita2 arab tetap berusaha masuk… sasaran kembali pada kelompok kami.. apa karena kami imut..? Kondisi tetap sama dalam dan luar setelah waktu berbuka.. Tetap kami jalani prosesi ini….
Mungkin
memang Ramadhan ini khusus 10 malam terakhir semua berbondong-bondong ingin mendapatkan
laylatur Qadr, berlomba-lomba menikmati suasananya bagaimanapun kondisinya..
Malam 25 ini lah aku menikmati tahajudku. Suara merdu Sudais.., doa-doa yang
dipanjatkat, hingga suara kesedihan Sudais tak bisa lagi menahan deras derai
aimataku…, Membuatku begitu malu dengan Allah atas semua list doa egoisku… Oh
Allah tak sanggup lagi aku meminta pada-Mu.., keluh lidah ini malu atas semua
yang telah Engkau berikan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar