Sabtu, 08 Juni 2019

Pesta Laylatur Qadr..... (Part II)


Perjuangan kami di pesta awal malam- malam laylatul Qadr.. 
Setelah mendapatkan tempat seadanya, kami berusaha duduk senyaman mungkin, sambil memperhatikan orang sekitar. Aku berusaha membenamkan diri dengan membaca qur,an dan temanku berdzikir, tapi tak semudah itu… lalu lalang orang sekitar, kemudian sebagaian antri ambil air zam-zam yang tepat di samping depanku membuat riuk suasana… belum lagi tiba2 tumpah lah air zam-zam.., Rusuuh langsung... aku dan temanku tetap duduk manis sambil geleng-geleng..
lalu yang mengejutkan ada saja seorang ibu yang tiba-tiba duduk di tengah-tengah mengambil tempat… saking shock nya kami ber2 hanya bisa saling pandang, bergeser dan menghimpit.. Dalam keadaan seperti itu pembagian kurma untuk berbuka diberikan dengan cara dilempar.. (seketika aku merasa seperti pengungsi…). Mendekati waktu berbuka keadaan mulai kondusif, walaupun duduk terhimpit, (bingung nanti shalat, sujudnya gimana ini…?)😓

area tempat aku dan temanku duduk 
Dua gelas air zam-zam, kurma dan segelas jus amat sangat cukup memenuhi kebutuhan tubuh. Pada saat shalat magrib berjamaah, aku dan temanku yang bertubuh kecil tiba-tiba menciut dihimpit kanan kiri depan belakang.. Sujud meringkuk, antara kepala dan lutut nyaris menyatu, jari tangan untuk tumpuan sujud merapat layaknya kucing yang kedinginan… Apalagi pada saat posisi tahiyah akhir… luar biasaaah…. Posisi yang amaat sempurnaa..
Inilah malam pertamaku di Masjidil Haram….

Lepas shalat Magrib, kami memutuskan untuk pindah ke area atas, mencari tempat yang lebih nyaman lagi untuk isya’ dan tarawih. Dapatlah kami tempat untuk meluruskan kaki walupun miring sedikit, tapi lebih baik dari sebelumnya. Duduk kami sambil memperhatikan banyaknya manusia, rata-rata mereka sibuk dengan menu berbuka, ada beberapa yang mulai tilawah dan berdzikir.. keseibukan yang indah, layaknya pesta yang dinikmati masing-masing kelompok.

Kami memutuskan untuk tetap di dalam masjid hingga tarawih, oleh karena itu kami membatasi asupan berbuka supaya tidak perlu ke toilet, yg toiletnya berada di luar masjid, dan jangan berharap dapat masuk lagi jika sudah keluar. Tapi Allah tetap memberikan rezekinya.. entah karena aku tampak kurus atau gimana, ada saja yang melihat ke arahku dan memberikan makanan, mulai dari bubur arab, bolu, teh hingga coklat. Allahu akbar, disaat menjaga asupan malah asupan diberikan dari segala sisi., si pemberi pun memastikan aku langsung memakan dan menghabiskannya saat itu juga. Yang ada dibenakku saat itu ”nanti bagaimana ini kalau aku mau ke toilet…. 😓😓 Temanku cekikikan melihatku diminta menghabiskan makanan, bahagia sekali dia. Dengan segala kebaikan hati yang kupunyaa dan dasar menghargai, aku menghabiskan semua makanan yang diberikan, sambil berdoa bahwa Allah akan menjaga saluran pencernaanku hingga selesai tarawih.

Jarak antara Maghrib dan Isya’ lumayan panjang sekitar 2 jam (19.00 – 21.00), hingga waktu isya’ tiba manusia-manusia mulai berdatangan kembali, dan kami berdua pun sedikit terhimpit.. tak apalah masih bisa shalat. Sambil tak hentinya orang berdatangan di saat shalat berlangsung, posisi kami makit menciut lagi, belakangku marah karena sajadahnya ku injak dan dia kawatir tak bisa sujud, padahal kepalaku pun disundul jamaah di depan… sebagai orang baik seperti ku.. ya terima sajalah sampai 8 rakaat tarawih.., tapi ternyata setelah 8 rakaat kami bingung lewat mana keluar, akhirnya lanjut hingga 20 rakaat. Kalau bukan karna Allah kami tidak akan kuat dengan posisi shalat begini hingga 22.30 malam.

Butuh sekitar 40 menit untuk keluar masjid karena kepadatan manusia, perut kami keroncongan, dan hajat tubuh pun minta dikeluarkan.. disempatkan membeli makanan saat menuju hotel, tanpa sadar yang kami beli dominasi karbohidrat, bahkan temanku tak ingat dia tak ada minum. Tiba di hotel, mampir ke restonya untuk minta air yang ternyata sudah tutup, jadi ke kamar sajalah, berharap teman sekamar lainnya dapat berbagi air yang ternyata sudah tertidur lelap. Karena malas untuk turun lagi ke bawah beli air,  akhirnya berbagi Air zam-zam yang ada bahkan air zam2 untuk splash wajah akhirnya diminum temanku. Sambil cekikikan kami benar-benar menikmati malam pertama di haram. Lengkap sudah keseruan ini… La’ Haula Wala quata illa billa….

00.30 kami memejamkan mata, seperti antara sadar dan tidak suara takbir shalat tahajud sudah dimulai lagi sekitar 00.45.., kelopak mataku seperti melekat tak bisa membuka, hatiku bergejolak meminta segera bangun untuk tahajud.. suara merdu Sudais melantunkan ayat akhirnya membuatku memaksa bangkit di jam 01.30, temanku pun terbangun.. bersiap kita tahajud.. Saat keluar hotel, jamaah sudah memenuhi area kosong manapun.. yang tersisa hanya jalanan tenpat alu lalang orang dan mobil.. aku masih berfikir d depan masih ada space, tapi nihil. Dan memaaang penuh luar biasa, shalat lah kami dipenghujung witir di pinggir jalanan, Saat Sudais melantunkan doa nya melalui Qunut.. belum ada Haru, aku belum menikmati…. (sedih)

Selesai Tahajud, bagaikan lautan manusia tumpah ruah.. semua berusaha kembali ke hotel atau menuju dalam masjid. Kami hanya menuju pelataran masjid untuk tahajud sendiri dan menunggu hingga shubuh dengan bekal sahur yang kami bawa plus botol kosong air untuk diisi zam-zam supaya tak ada lagi dahaga sesi dua J

Tawaf kami lakukan lepas shubuh, targetku bisa tawaf setiap datang ke masjid… tapi tak semuanya terlaksana.. kondisi Ramadan ini sungguh berbeda dengan hari biasa. Tak mampu menunggu syuruk, kami kembali menuju hotel untuk beristirahat sejenak sambil menyusun rencana hari ini harus lebih stabil lagi…. 
Bukan hal yang mudah untuk tidur dalam kondisi fisik yang cukup lelah.. sehingga aku hanya berbaring sambil beberes.. pk. 10.00 pagi kami sudah menuju masjid untuk dhuha lanjut zhuhur. Mendapati tempat nyaman duduk di masjid dengan karpet empuknya untuk sejenak tidur melawatkan tawafku… Ibadah waktu pagi dan siang memang lebih kondusif.. tapi kali ini kami tidak ingin seperti hari sebelumnya. Maka sebelum ashar kami sudah kembali ke Masjid.., Kami ber4, teman sekamar ku yang lain ikut serta.. tempat sudah dapat, posisi cukup kondusif. Kami siap Malam ini…!!

Waktu yang bergerak menuju berbuka, para manusia pun bertambah dan terus bertambah.. terus dan teruuuuus.. para azkar masjid mempersiapkan menu berbuka untuk jamaah.. Kebanyakan jamaah memang ada yang membawa bekal masing-masing.., bahkan ada yang sengaja membawa banyak untuk memberikannya kepada yang lain. Kalau kami…?? Cukup botol air berisi zam-zam… 
Pada saat inilah pesta berbuka yang unik.. duduk lah seorang ibu disampingku dengan membawa bekal yang cukup banyak., karena memiliki sedikit modal berbahasa Arab didukung wajah arabku yang mempesona, sang Ibu ini menyapa dan sedikit ngobrol.. Ia berasal dari Yaman (satu darah lah yaa…). Lalu ia berbagi menu berbukanya denganku… banyaaaaaak sekali… kompliiiit dari menu berat hingga ringan (bubur, gandum, yogurt, kue, kopi, hingga apel) . Ku bagi lagi dengan temanku,.. terus tak henti-hentinya ia beri aku menu.. bahkan sampai obat pegal diberikannya padaku.., yakin jika tak kutahan, diberikannya aku kunci rumah dan diangkatlah aku jadi anaknya…..

Ini adalah malam yang paling unik.., kami memutuskan hanya 8 rakaat tarawih.. sebelumnya sudah menerka-nerka jalan keluarnya.. Yakin dengan terkaan. Tibalah di raakaat terakhir 8.. dengan PD nya kami br3 bergerak langsung kearah jalan keluar (1 orang temanku sudah kembali ke hotelsebelumnya). Ternyataaaaa jalan yang kami asumsikan jalan keluar, SALAH…! Itu adalah jalan menuju tong-tong zam2.. dengan raut kebingungan.. dan shalat dimulai kembali.. kami yang imut2 ini berlari layaknya tikus yang kawatir tertangkap.. lari ini mentok, belok sana mentok lagi… para jamaah mengira kami akan mengambil tempatnya.. di dorong sana.. dihadang saat jalan.. jatung berdetak keras, kawatir pada saat sujud kami masih terjebak di tengah-tengah jamaah…. Dengan saat terpaksa, kami tetap terus bergerak sambil berlari.., tak tau apalah yang kami lewati.. akhirnya menemukan jalan… huff tikus-tikus lepas juga.

Tiba di hotel lebih awal dari malam sebelumnya, setelah makan aku tertidur hingga tiba waktu tahajud kembali.., semua terlelap keletihan.. memang sangat wajar. Duduk dari ashar hingga tarawih tanpa ada senderan, kaki hanya bisa dimiringkan.. beberapa kali mengganti posisi duduk. Jika ingin rebahan, dengan cara meringkuk.. Jadi aku hanya sendiri berangkat Tahajud kali ini.., tetap tidak mendapatkan tempat di dalam..

Malam terakhir di Mekkah… malam ke 25. Karena pagi dan siangnya kami city tour dan umroh ke2 serta cuaca semakin puanaaaas, manusia semakin penuuuuuh. Sudah cukup bagi kami berdesakan menuju berbuka. Badan remuk redam.., sehingga kami memilih di luar masjid, tepat di depannya.., ramai tapi masih ada tempat kosong. Sekitar pukul 16.30 kami duduk di pelataran masjid.. Matari masih cukup pekarsa.. atribut lengkap (kacamata, masker hingga paying) tapi tetap kami seakan dipanggang… teriiiik, suhu sekitar 40-41 derajat.
suasana di luar masjid
menjelang berbuka...

Tak peduli seberapa terik dan panas suhu saat itu, tetap manusia berdatangan. Pk. 17.30 pembatas tempat kami sudah ditutup, tapi para wanita2 arab tetap berusaha masuk… sasaran kembali pada kelompok kami.. apa karena kami imut..? Kondisi tetap sama dalam dan luar setelah waktu berbuka.. Tetap kami jalani prosesi ini….

Mungkin memang Ramadhan ini khusus 10 malam terakhir semua berbondong-bondong ingin mendapatkan laylatur Qadr, berlomba-lomba menikmati suasananya bagaimanapun kondisinya.. Malam 25 ini lah aku menikmati tahajudku. Suara merdu Sudais.., doa-doa yang dipanjatkat, hingga suara kesedihan Sudais tak bisa lagi menahan deras derai aimataku…, Membuatku begitu malu dengan Allah atas semua list doa egoisku… Oh Allah tak sanggup lagi aku meminta pada-Mu.., keluh lidah ini malu atas semua yang telah Engkau berikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar