Jumat, 11 Mei 2018

Puasa dan Kedewasaan

Cukup banyak pembahasan tentang manfaat puasa, mulai dari kesehatan fisik, mental hingga hubungan sosial.
Dari semua pembahasan ada hal yang sepertinya kita terlewat, bahwa tak sekedar sesaat manfaat puasa itu, tetapi bisa mendewasakan diri.

Puasa,. sesungguhnya bagian dari aktivitas kita sehari-hari, Karna saat itu sesuatu yang dihalalkan dikendalikan dalam batas waktu tertentu. Kita berhak untuk makan dan minum tetapi karna kesepakatan ibadah maka hal itu dikendalikan hingga waktunya.

Begitu juga dalam keseharian, kita tak mungkin memakai seluruh baju di lemari dalam waktu bersamaan, tak mungkin menggunakan semua ruangan dalam waktu yg sama, semua hal sesungguhnya dibatasi. Jadi puasa adalah bagian dari keseharian kita.

Sejatinya jika puasa sudah menjadi bagian dari diri, tidak hanya persoalan makan dan minum atau menahan nafsu. Tetapi jauh lebih dalam akan ada pengendalian diri yang luar biasa, yg halal saja dikendalikan apalagi yang terlarang…, bukankah ini luar biasa. Tidak hanya soal nafsu negatif, tapi jauh dari itu. Bagaimana kita dapat mengendalikan peluang menikmati dunia,  berbangga diri atau lainnya yang notabene tidak merugikan orang lain.

Selama ini dunia selalu memberikan peluang untuk melakukan apapun, apalagi jika memiliki keleluasaan secara finansial dan kekuasaan. Bisa membeli apapun yang diinginkan, dihormati bahkan mungkin ditakuti karna posisi. Lalu bagaimana dengan yang tidak memiliki keleluasaan itu, bersedih.., mengeluh bahkan mungkin memelas,.. 
Oleh karena itu, kita membutuhkan pengendalian diri. Apapun posisinya, bagaimanapun kondisinya.., tetap dibutuhkan kontrol untuk semua keinginan dan hati sehingga tetap dijalur. Tidak berlebihan.. Menikmati secukupnya ataupun bersedih secukupnya.. Bila air yang sedikit cukup untuk menyelamatkan kita dari dahaga, maka gunakan air banyak untuk kemaslahatan yang lain…

Pengendalian diri ini menjadi ciri kedewasaan, karena saat seorang anak menyukai sesuatu, ia akan terobsesi untuk memilikinya. Sebagaimana perkataan Umar bin Khatab;

“When you love, do not love like a child who becomes obsessed with something he loves. And when you hate, do not hate to the point where you want to see someone be destroyed”


Prinsip puasa adalah pengendalian terhadap diri.., jika saat berbuka tetap lepas dari pengendalian, artinya masih butuh waktu untuk diri melatih lagi. Terus dan terus latih diri sehingga terus menerus kita dapat kuasai diri, itulah mengapa Allah menyediakan ibadah puasa sunnah lainnya. Karna manusia yang terkendali adalah manusia yang dewasa…

Jumat, 06 April 2018

Persiapan Ramadhan

Selayaknya prestasi dicapai dengan persiapan, begitu pula ramadhan.
Semangat hanya bertahan diawal ramadhan bisa disebabkan karna kurangnya persiapan. Tidak hanya mental, tetapi juga fisik serta rutinitas ibadah perlu dilatih sehingga pada saat ramadhan tetap stabil…. Pastikan juga kita sudah menyelesaikan hutang puasa tahun lalu

Ada beberapa hal yang sebaiknya sudah dipersiapkan;
1.      Fisik
-       Olahraga
Bagaimanapun juga tubuh akan merespon perubahan kebiasaan sehingga wajar jika mengalami sedikit lebih lemas. Oleh karena itu cobalah untuk berolahraga sebelum ramadhan, selain meningkatkan daya tahan tubuh, olahraga juga mengkontrol konsumsi makanan yang baik.
Cukup olahraga yg santai saja, seperti; jalan kaki, lari atau naik turun tangga yg bisa dikerjakan di rumah, sekitar 20-30 menit/ hari

-       Pemeriksaan kesehatan mulut & gigi
Sebab aroma tak sedap pada saat puasa bukan sekedar karena perut kosong, tp bisa karna pola pencernaan yg tak baik atau juga kondisi mulut & gigi.
Biasakan rutin melakukan pembersian gigi (scaling) di dokter, karna ini membantu mencegah bau tak sedap.

-       Pola makan
Untuk menjaga puasa kita tetap berenergi jg dengan pola makan, usahakan maksimalkan buah dan sayur mulai dari sebelum ramadhan akan menjadi kebiasan pemilihan menu yg baik. Sehingga proses detox puasa juga tercapai

2.      Beragam aktivitas
-       Kebutuhan rutin
Khusus warga perkotaan, macet dan penuhnya tempat perbelanjaan akan sangat pertambah parah saat ramadhan, usahakan kebutuhan rutin sudah terpenuhi sebelum ramadhan sehingga kita dapat memaksimalkan waktu ramadhan.

-       Kebutuhan special
Biasanya ada kebiasaan penyambutan idul fitri seperti membuat kue kering dan pakaian baru. Usahakan sudah dilakukan sebelum ramadhan, terutama pakaian baru, karena ini akan sangat menyita waktu dan tenaga. Jangan lupa sebelumnya juga periksa lemari kita, pakaian mana saja yg masih layak tp sudah tidak digunakan lagi, bisa kita sumbangkan..
Sedangkan untuk kue kering bagi yang tidak berdagang bisa membuatnya sebelum ramadhan. Tidak akan mempengaruhi kualitas rasa jika pemilihan bahan baru, berkualitas dan terigunya di gongseng dulu. (*percaya deh, karena keluarga saya pun melakukannya)

-       Mengisi waktu luang
Pengisian waktu luang ramadhan tidak hanya tidur, kita bisa membaca buku dan mendengarkan kajian2.
Untuk buku sebaiknya tema diluar ‘percintaan’ karna terkadang membuat galau.. hehehhe, banyak ko buku-buku menarik sejarah, biografi yang disajikan dalam bentuk novel… belilah dari sekarang J
Jadwal kajian di masjid atau lembaga lain biasanya sudah ada beberapa minggu sebelum ramadhan, sehingga kita bisa atur waktu untuk mengikutinya.
Sedangkan yang betah di rumah seperti saya, mendengarkan kajian di youtube juga dapat mengisi waktu luang, saya rekomendasikan tokoh seperti Omar Suleiman, Nouman Ali khan, Kamil Ahmad, Bilal As-sad.. Mereka cukup lembut dan menyentuh jika berbicara.., dan pembacaan al-qur'an saya sarankan Mishary Rashid Al-afasi

3.      Latihan ibadah sunnah
Jika ingin mencapai target-target ibadah, maka perlu dilatih dari sekarang, seperti; shalat sunah (rawatib, dhuha, tarawih & tahajud)
Begitu juga membaca al-qur’an, jika ingin menyelesaikan 1-3x khatam maka dilatihlah bulan sebelum ramadhan.. serta sedekah. Bahkan untuk membiasakan tubuh kita puasa sunnah dapat dilakukan jg sebelum ramadhan.
Nah kalau mau bacaan shalatnya lebih beragam, bisa ditambah lg hafalan surat-surat pendeknya.


Yuk kita coba dari sekarang……
SELAMAT DATANG RAMADHAN 2018






Jumat, 02 Maret 2018

CANDU MEDIA SOSIAL

Hampir satu tahun sudah saya tidak produktif menulis lagi, bahkan kuantitas bacaan pun jauh berkurang.. Ini disebabkan saya yang tak pandai mengendalikan diri dalam menggunakan media sosial.., terutama aplikasi dan fiturnya yang terus berkembang sehingga seakan candu untuk dinikmati.

Kemajuan teknologi digital telah memberi kita banyak kemudahan dan kenyamanan, dengan hanya beberapa sentuhan di smartphone kita dapat melakukan banyak hal dari mulai bersosialisasi hingga bertransaksi tanpa beranjak dr tempat.
Oleh karena itu, bagi banyak orang tentu teknologi dan media sosial menguntungkan.

Tapi benarkah hal ini membuat kita bahagia dan manusiawi..?

Derasnya informasi dalam genggaman membuat kita makin berpengetahuan dan bijak dalam bersikap dan bertindak..?

Dengan waktu luang yg disediakan oleh kemudahan membuat kita makin berkualitas sehingga hidup kita lebih bermakna.?

Tidakkah pertanyaan ini pernah terlintas di benak kita..?
Yang jelas, teknologi dan media sosial telah merubah kita. Setidaknya ada anggaran tertentu untuk ini. Mulai dari layanan internet hingga kualitas smartphone..
Mungkin anggaran yang dikeluarkan tidak sebesar kerugian kita akibat dampak negatif nya yaitu “kecanduan
Dengan adannya layanan wifi dan powerbank semakin dapat memenuhi rasa kecanduan tersebut..

Hal inilah yang membuat kecanduan smartphone bukan tanpa sengaja tetapi “by design”. Seperti aplikasi yang banyak digunakan yaitu; game, belanja online dan media sosial. Perusahaan-perusahaan ini rela mengeluarkan dana yg besar untuk meriset perilaku konsumen. Mereka berusaha untuk mengikat konsumen agar sesering mungkin mengakses aplikasi mereka.. Kecanduan lah yang menjadi hasilnya.

Banyak orang teralihkan perhatian mereka seketika. Waktu luang lebih banyak yang dibebaskan oleh kemudahan teknologi dihabiskan untuk perhatian-perhatian yang kurang berkualitas, bahkan dari soal konkrit didepan mata.
Belum lagi dampak psikologis yang dihasilkan, perkembangan mental dan emosi dari kecanduan ini yang jauh lebih dalam.

Taukah kawan, para inovator dunia digital lebih banyak memasukan anak-anaknya di sekolah tanpa smartphone utk menghindari dampak negatif kecanduan. Bahkan Justin Rosenstein, salah satu perancang Gchat dan penemu tombol “like” di Facebook, mengharamkan Snapchat untuk dirinya sendiri, menyebutnya serupa dengan heroin..

Benarkah serupa dengan heroin…?
Jika kita mau lebih terbuka, media sosial langsung ataupun tidak menciptakan impian-impian penggunanya.. Ada kebahagiaan imajenasi yang ditawarkan, kepalsuan diri dan kepopuleran..
Kita suka mengabadikan hal-hal di dunia maya ini. Bahkan bisa memunculkan karakter yang bukan diri sendiri, menjadi orang lain, dan menikmati karakter di media sosial ketimbang dunia nyata.. Lebih menyukai ‘terlihat bahagia’ ketimbang bahagia sesungguhnya,.. lebih percaya dengan opini pemerhati ketimbang keyakinan diri......  Hingga kehilangan diri..
Bukankah heroin juga berdampak kehilangan diri..?

Mungkin kita tak merasa sampai sejauh itu, toh masih jujur-jujur saja dalam mengabdikan atau memberikan informasi. Tak berpengaruh seberapa banyak "like" atau "viewer". Tapi sadarkah kita bahwa media ini telah meresap serpihan perhatian kita terus menerus, sehingga mempengaruhi cara berfikir dan bertindak tanpa kita sadari.. tak menyadari bahwa kita seperti daun yang terjatuh di aliran air… bergerak, tapi sejatinya diam. Karena yang bergerak itu adalah airnya..

Kawan.., banyak teknologi baru diciptakan untuk kemaslahatan manusia, tapi sepanjang sejarah kita juga menyaksikan banyak efek samping yang tidak dihendaki. Kendalikan dan kuasailah teknologi tanpa mengikis diri.., sehingga kita tetap menjadi manusia seutuhnya...