Impianku
untuk menikmati Ramadan di Haramain akhirnya terwujud.., Allah bahkan
meningkatkan realitanya pada 10 hari terakhir Ramadan.. Melalui seorang teman
pengelola salah satu travel umroh yang luar biasa ini jalanku makin dipermudah
menuju kesana, walupun setiap permintaan pribadi pada temanku itu tak ada yang
dipenuhinya 😜…
Tidak
ada persiapan khusus menuju tanah haram selain menyelesaikan kewajiban
pekerjaan di kantor yang menumpuk.., agar bisa lebih tenang disana. Ini kali
pertamaku melaksanakan umroh di Ramadan, special pada 10 malam terakhir..
Antusias dan semangat.
Karena
sang pengelola travel adalah seorang teman, tak banyak pertanyaanku tentang
jadwal dan hotel yang akan kutempati. Keyakinan dan kepercayaan sebagai teman
sudah cukup buatku.. Hanya saja sempat ada sedikit penyesalan ketika mengetahui
jadwal perjalanannya pada saat hari H.. yaitu ke Makkah dulu baru ke Madinah,
diluar kebiasaan umum paket umroh yang biasanya Madinah lalu Makkah. Karena
harapan besarku dapat malam 27 di Makkah bukan Madinah. (ah.. mengapa tak
kutanyakan sejak awal…)
Mencoba
mengelola hati untuk menerima jadwal tersebut, aku pun berangkat sekitar pk.
20.00 WIB. Bismilah…. Maskapai yang kami gunakan adalah SV, aku selalu suka dengan
maskapai ini karena menyediakan tempat shalat di bagian belakang.. Tempat
shalat ini cendrung sepi, entah karena jarang yang mengetahui atau memang penumpang
lebih suka shalat sambil duduk. Kondisi ini yang paling ku suka sehingga saat
kita jenuh di dalam pesawat bisa sejenak merasakan sensasi shalat seakan
“melayang” dengan getarannya di dalam pesawat… buatku meningkatkan kekhusyu’an
& rasa syukur….
Setelah
menempuh lebih dari 9 jam, tibalah di Bandara Udara King Abdul Aziz Jeddah
khusus terminal Haji & Umroh sekitar pk. 01.30 waktu Arab.. Memang
dibedakan penurunan penumpang Reguler dengan jamaah ., sebenarnya ini cukup
baik sehingga pelayanan juga menjadi khusus. Hanya saja hal yang paling aku tidak
antusias adalah pada fase ini.., fase imigrasi Bandara Jeddah khusus haji &
umroh… Haddeeeeeh entah kenapa ya dari tahun ke tahun itu petugas imigrasi
bandara tidak professional sekali.., sambil ngobrol lah, liat yutub lah..
ngasal lah… Tapi ya mau gimana lagi, professional ataupun tidak toh tetap orang
berbondong-bondong akan kesana juga.
bagian luar bandara haji & umroh Jeddah (tempat menunggu jamaah) |
Setelah
Fase imigrasi selesai, keluar lah kami dari Gedung Bandara menunggu bagasi dan
lainnya yang diurus travel.. Di lokasi ini aku bertemu dengan teman sang
pengelola Travel dan sang Muthowwif yang juga temanku (waalupun ia menghindari
aku jadi jamaahnya).
Sebagai
seorang teman yang baik, jiwa ramahku bergejolak ingin meledek. Kurang lebih sekitar
2 tahun lah kami tidak bertemu, jadi hampir lepas kendali membully.. tetapi
karena mereka ja’im ya akhirnya kukendalikan dirilah.. maklum depan jamaah… 😝😝😝
Sang CEO, walaupun ja'im, cekatan sekali mengurus jamaahnya kereen.., sangat profesional |
Sesuai
jadwal kami dari bandara menuju Makkah dan langsung umroh, maka proses menunggu
bagasi diisi dengan miqot dan mengganti kain ihrom (miqot dapat dilakukan juga
pada saat di pesawat dengan titik yang ditentukan). Bagi wanita pakaian ihrom
adalah pakaian yang menutup aurat, sehingga aku tidak mengganti lagi sampai
tiba nanti di hotel. Proses menunggu bagasi dan lainnya memang agak lama,
sehingga sahur dan shalat shubuh dilaksanakan dibandara., setelah semuanya
beres sekitar pk. 06.00 kami menuju hotel di Mekkah untuk siap-siap umroh.. Rasa
letih masih belum mengurangi semangat menuju Masjidil Haram
Tibalah
kami di Hotel Makkah pk. 07.30, jarak antara hotel dan Masjidil Haram sekitar
300 meter. Kunci kamar dibagikan, satu kamar berisi 4 jamaah., tidak sulit
untukku beradaptasi apalagi masih tergolong setara. Kemudian masuk kamar,
bersih-bersih sebentar lalu bersiap umroh.
Biasanya
aku tidak pernah menggunakan mekena untuk umroh, tetapi karna jamaah di haram
ternyata cukup padat, dan aku kawatir diculik orang arab, maka ku putuskan
untuk menggunakan mukena travel supaya terlihat.
Kami
berangkat dari Hotel sektar 8.30 pagi, Matahari sudah menampakan keperkasaannya
yang terik dan suhu saat itu sekitar 37’
sehingga kacamata hitam dan masker menjadi wajib.
Kebetulan
sekali salah satu teman sekamarku adalah teman duduk juga di pesawat, sehingga
kami langsung akrab. Usia yang masih muda dan kali pertama umroh buatnya
membuat jiwa pengayomku muncul, ia sudah langsung seperti adik yang kuarahkan
dan kulindungi…
Entah
saking semangat atau kepanasan aku dan temanku ini tiba duluan di depan
masjidil haram.. dan kuliat ada rombongan travel yang sama dan dipimpin oleh temanku
sebagai muthowwifnya. Tanpa peduli apakah itu group yang benar, bahkan namaku
tak disebut, aku dan temanku mengikuti saja prosesi umroh bersama group ini..
Matahari
makin terik, panas pun mulai terasa di pipi, sedangkan masker harus dilepas..
Kuinjakan kakiku di Masjidil haram tepat 22 Ramadan. Belum ada rasa haru di
hati, masih terasa mimpi Ramadan aku tiba. Mulai mendekati ka,bah untuk melakukan
tawaf, sejenak mataku melihat dan merasakan kemegahannya…. Aku tak bisa
berkata-kata, betapa rindunya hati ini menjumpaimu lagi…, tak ada tempat yang
dapat memberikan kepuasan hati seperti ini.. Oh Allah panggil aku kembali
Mungkin
karna bukan kali pertama umroh, aku hampir tidak mengikuti group jamaah, sambil
melihat temanku kawatir dia tertinggal. Setelah tawaf – sa’i dan tahalul,
temanku menyadari bahwa kami di group yang salah, dan aku masih tak peduli.. 😐😐😐😐
Lepas
prosesi umroh, aku dan temanku menunggu waktu zhuhur sambil beristirahat di
masjid, kebanyakan dari jamaah kembali ke hotel karna panas memang mulai
memanggang wajah dan kaki terasa letih (disinilah fungsi penting rutin
berolahraga).
Selesai
Zhuhur kami kembali ke hotel untuk istirahat sejenak, tapi ternyata melewati
waktu ashar… sekitar jam 4.30 kami baru menuju masjid dan luaaaaaar biasa
ternyata sudah penuh.., di Masjidil Haram ini tergolong unik, jadi kami harus
keliling mencari tempat untuk wanita.., rencana ingin dekat di ka’bah pupus
langsung karna tak ada tempaat….. penuuuuuuuuh, sampai sekitar 30 menit
akhirnya dapat juga…
Inilah
yang menjadi awal mula perjuangan aku dan temanku untuk beribadah di
malam-malam Ramadan yang luar biasa selanjutnya…😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar