Dering suara telp membangunkan saya dipagi hari....
huaaaaaaam, masih ngantuk saat itu untuk mengkonfirmasi kepergian ke Pulau
Samalona....
Walaupun masih ingin tidur, tapi semangat saya untuk kembali
berkeliling Makassar mengalahkannya.. Menyempatkan
sebentar membuka kaca jendela kamar dengan view pantai Losari membuat untuk
menikmati pemandangan dulu...Sepiiiii tidak ada orang satu pun disana.., bahkan
jalan raya nya pun tidak ada satu pun mobil yang melintas, saat itu sekitar
pukul 06.00 WITA, jadi mata ini bebas
untuk menatap kemana saja... bayangkan jika di Jakarta di waktu yang sama, area
pusat kota sudah macet pastinya
View dari kamar hotel |
Puas menikmati pemandangan yang sepi, saya mulai
membersihkan diri dan packing. Karena hari ini kami akan langsung kembali ke
Jakarta...
Setelah saya rapi dan makin cantik.., kami isi amunisi
dengan sarapan di hotel sambil menunggu jemputan.., ternyata cukup penuh juga
penghuni hotel Aryaduta ini.. mungkin karna termasuk hotel lama yang cukup
nyaman dan letaknya strategis...
Sudah rapih, kenyang dan siap jalan – jalan lagi, tapi
jemputan tak kunjung datang.., daripada menunggu tanpa ada kegiatan, akhirnya
kami jalan kaki ke pantai losari berfoto ria, mumpung sepi.. Matahari mulai terasa terik pukul 8.00 WITA,
berfoto pun diselesaikan dan jemputan tiba...
Pulau Samalona menuju tujuan pertama di hari kedua ini,
sebelumnya kami harus ke dermaga untuk naik kapal boat menuju pulau... Lokasi
dermaga ini dekat tepat di sebrang Fort Rotterdam... Kami cari boat yang ready
untuk segera berangkat,, harga yang ditawarkan cukup tinggi Rp. 600.000,-
padahal hanya sekitar 30 menit menuju lokasi (bagi orang Makasar satu jam
lamanya -_-). Bagus saya sudah cari informasi sebelum berangkat, umumnya harga
Rp. 300.000,- akhirnya kami berhasil menawar sebesar Rp. 350.000,-.
Berangkatlah kami kesana, kualitas kapal hampir sama dengan
kapal menuju pulau Angsana waktu itu, hanya saja mesin yang digunakan sudah
mesin boat yang cepat, dan tidak perlu dikendalikan melalui setir.. kalau di
Angsana ketika itu masih pakai mesin manual, dari kecepatan sangat jauh
berbeda..
Menuju Samalona |
Tiba di Pulau, sedikit kecewa lagii..., pulau yang dasarnya
sudah indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih, terumbu karang dan
ikan-ikan yang sangat menarik ini dapat dilihat melalui snorkeling tidak dikelola
dengan baik.. Pulau mungil ini seperti
pulau yang tidak berpenghuni, banyak ranting-ranting pohon yang berserakan dan
letak rumah yang berantakan tidak tertata membuat pulau Samalona menyusut
keindahannya...
Dimuka pulau Samalona |
Entah kenapa ada kain bergelantung di ranting yg kecil |
Bagaimapun kondisi Samalona tetap dapat kita nikmati dengan
memandang lautan luas, dan menikmati kejernihan air.. Sekitar pukul 08.45 kami berkeliling sedikit,
panasnya matahari makin terik, teman saya yang memang tinggal di Makassar
langsung nyebur ke laut, berenang bagai ikan kekurangan air (kebayang kan ikan
kekerangan air?)tanpa peduli panas yang menyengat..
Tak lama kami di Samalona, berfoto –foto kemudian kembali
lagi ke kota Makasar.. Samalona yang mungil dan cantik tetap menjadi tempat
yang cukup tenang untuk dikunjungi.. saran saya datang lebih pagi atau sore hari
akan jauh lebih Indah...
disamping pulau |
Airnya lagi surut niiy.. |
Kembali lagi menuju Kota Makasar, walalupun baru pukul 10.30 perut
sudah minta diisi kembali... Konro Karebosi menu berat untuk makan sebelum
siang. Daging iga sapi yang besar – besar dengan menu sop ala Makasar dan Iga
Bakar bumbu kacang, menambah selera makan yang memuncak.. Dengan porsi yang cukup besar, maka cukup dua menu untuk tiga
orang.. ini aja masih tersisa.
Istirahat sebentar, sambil mencari beberapa Oleh – Oleh Khas
Makassar... Otak –otak, beberapa jenis kue dan kacang-kacangan serta sirup
Markisa mengisi keranjang belanjaan kami.., Ada tempat oleh –oleh yang terkenal
di Maksar namanya Otak – Otak Ibu Ely, tapi menjual berbagai oleh –oleh lain..
Saat kami membeli, itu penuuh dan susah cari pelayan yang bisa melayani kami,
semua sibuk melayani pembeli... Dengan kesabaran tingkat tinggi saya, akhirnya
ada juga yang melayani kami... Bisa belanja deh..
Menuju tujuan terakhir Bantimurung..
Bantimurung, salah satu Taman Nasional yang berlokasi di
Bulusaraung Sulawesi Selatan berlokasi cukup jauh dari pusat kota Makassar..
kurang lebih 1 – 2 jam perjalanan, Jika berangkat dari Bandara Ujung Pandang,
Maros maka lebih dekat.. Taman ini terkenal dengan beraneka ragam spesies Kupu
–kupu.
Rasa letih dari hari sebelumnya dan Kunjungan ke Pulau Samalona
membuat dua orang teman saya tertidur di mobil menuju Bantimurung... Perjalanan
cenderung lebih sepi karena masuk luar kota dan penggunungan. Hanya saja
pegunungan disini lebih mengerikan berupa tebing –tebing curam dan tinggi.
Setibanya di Bantimurung, kami disambut dengan beragam warga
lokal yang menawarkan diri menjadi pemandu.. yaaa.. kalau ini sih tidak butuh
pemandu, di museum tuuh baru kasih pemandu... Masuk ke dalam dikenai biaya Rp.
25.000,-/ orang.. cukup lumayan juga harganya ya.,
Bantimurung sedikit mirip kebun raya Bogor, tp disini
seperti tempat wisata yang lainnya tidak terawat.. tumbuhan pohon kering ada
dimana – mana, belum lagi sampah.. mirip hutan yang tidak terurus..
Yang katanya kerajaan Kupu-kupu ini, saya hanya melihat satu
ekor kupu –kupu disana, alasannya karena musim panas jadi mereka tidak muncul..
entahlah, apa karna memang tidak dirawat yaa..
Tidak hanya kupu –kupu sebenarnya, tetapi Monyet tanpa
buntut juga disini, menurut warga sana karna kemarau para monyet berimigrasi ke
daerah lain, dan juga monyet –monyet disini takut jika melihat manusia, beda
dengan monyet di Bali yaa.. malah bisa ambil barang –barang manusia.. hehe
Area depan Bantimurung, terdapat museum kupu-kupu.. memang
agak memojok dan di depannya sedang ada pembangunan hotel.., jadi saya putuskan
untuk masuk nanti saja pas mau pulang. Masuk lagi ke dalam dan sedikit menanjak
menuju air terjun Bantimurung yang cukup terkenal.. cukup membuat suasana segar. Banyak yang
mandi disini selain turis lokal, turis manca negara juga ada.
depan air terjun |
tampak dari atas |
Setelah memandang air terjun kami mendaki ke atas menuju Goa
Bantimurung.. sekitar 300 meter dari air terjun menuju goa.. makin sepi area
menuju goa karena rata –rata pengunjung hanya ingin menikmati air terjun.
Perjalan menuju goa serasa berada di hutan.. tumbuhan yang rindang dan ada
danau yang cukup tenang dan Indah,, bahkan ada air terjun mungil yang deras
membuat kita benar –benar seperti di hutan pedalaman..
air danau yang tenang |
air terjun mini |
Kabarnya, arus danau atau sungai ini bagian dalamnya cukup
kencang walaupun dari luar tampak tenang, jadi tidak ada yang berani untuk
berenang di danau tersebut.. malah air terjun yang kecil itu dibawahnya
terdapat pusaran air, sudah memakan korban beberapa orang yang merasa mampu
bermain diarea tersebut..
Jalanan menuju goa ini baru dibangun tahun 2006, jadi kami
dengan mudah dapat mencapai goa walaupun mendaki. Sebelum pembangunan para
pengunjung harus bergelantung di akar- akar pohon yang besar menuju Goa..,.
Sesampainya di goa, udara sejuk begitu terasa keluar dari goa.., dan ada dua orang
yang menjaga pintu goa.., karena gelap sekali, jadi disediakan jasa gunakan
senter Rp. 30.000 sedangkan lampu petromak Rp. 75.000.. Mahal ya.. karena rasa
ingin tau, kami memilih Lampu petromak supaya menyinari secara maksimal..
Depan Mulut Goa |
Masuk mulut goa, terlihat bahwa goa ini tidak begitu besar
hanya sekitar 100 meter saja.... Memasuki dalam ke goa, aura mistis begitu
terasa, apalagi dengan adanya sesaji di dalam goa... sang pembawa petromak
menjelaskan bahwa goa ini tempat bertapa seseorang (saya lupa namanya) yang
kuburannya juga berada dekat dengan goa.. hiiiiiiiii
Ada beberapa keunikan goa Bantimurung ini, stalaktit dan
stalakmit masih terasa hidup dengan banyaknya tetesan air yang dihasilkan..
bahkan ada yang telah menyatu
Tempat menaruh sesajen |
Tempat Bertapa lubang yang menjorok ke dalam |
salah satu batu yang terpengaruh aliran air |
Goa yang dikenal sebagai goa jodoh ini meyakinkan bahwa
dapat mempererat pasangan, ada dua cekungan diantara penyatuan stalaktit dan
stalakmit.., jika pasangan berada di kedua cekungan itu.. maka dipercaya akan
dipanjangkan jodohnya..., karena saya bersama teman saya disana... jadi kita
akan dipanjangkan usia pertemanannya... heheh... Itulah hebatnya Indonesia,
banyak mistis yang menarik dan dipercaya... ^_^
Selain itu juga terdapat genangan air yang
tidak pernah kering, air tersebut juga dipercaya dapat mengobati penyakit kulit
dan membuat awet muda.. Karena saya selalu tampak muda, jadi saya hanya
menyentuhnya saja.. kawatir menjelma menjadi bayi lagi. hehehe
Ada juga stalaktit yang bersalju sangking dinginnya,, jadi
kl mau liat salju dari alam, tidak perlu ke luar negeri bisa liat di goa ini
walaupun sedikit... hehheeh
Sumber Mata Air yang tak pernah kering |
Persahabat yang menyatu seperti Stalaktit dan Stalakmit |
Nah ini ni yang bersaljuu |
Sekitar 15 menit kami
menikmati goa, aura mistis pun berkurang setelah kami keluar. Kembali ke jalan
semua menuju museum kupu –kupu..., Museum yang harus kami cari penjaganya
(maklum mojok dan ga ada yang datang) akhirnya dibuka dengan biaya Rp. 5.000. Walaupun
museum ini kecil Beraneka spesies kupu –kupu ada disini.. dari dalam negeri
maupun luar negeri... cuantiiikk dan memiliki bentuk yang unik- unik.
Museum Kupu -Kupu |
Di samping museum ada penakaran kupu –kupu... hanya saja tak
ada satu pun kupu – kupu saya lihat, ada
dua kepompong dan satu ulat... alasannya karena musim kemarau.. Entahlah alasan
ini bisa diterima secara ilmiah atau tidak.. karena kondisi penakaran ini
sangat berantakan dan tak terawat..
bibit tanamannya aja tidak dirawat |
Tak berlama –lama disana, kami beranjak ke mobil untuk
kembali ke kota Makassar.. , masih sekitar jam 3 sedangkan pesawat kami jam 7
malam berangkat dari Makassar... Sebetulnya masih ada Taman Prasejarang Leang
–Leang dan remang – remang sebelum Bantimurung jika dari Maros, Cuma saat itu
saya tidak terlalu tertarik, mungkin karna letih dan terlihat tidak terurus
tempatnya.., Jadi kami putuskan untuk jalan sekitar Bantimurung arah ke Bone..,
disana kami temukan banyak pedagang jagung rebus di sepanjang jalan.. tergiur
untuk membelinya. Singgah di salah satu warung jagung rebus, membeli satu posri
yang isinya sampai 10 jagung hanya Rp. 10.000 muraaaah ya.
Jagungnya pun unik,
warnanya kuning muda, kecil (mirip jagung yang belum tua).. lebih empuk dan
lembut. Menurut si pedagang, jika terlalu matang dimasak jagung ini akan
berlendir dan dapat dijadikan lem... Baru tau saya ada jagung seperti itu. Cara
makan jagung rebus ini pun unik pakai sambal garam yang buat rujak ituu.. ,
saya coba memang enak sii... yummmii
Jagung yang sudah saya gigit ^_^ |
Sambil berbincang –bincang melepas lelah dengan jagung
mungil ini.. kami menimati tebing –tebing tinggi dan hamparan sawah...,
Indahnya Indonesia..
Akhirnya selesai sudah perjalan, saatnya menuju Bandara
Ujung Pandang,,.. tapiii perut juga tetap harus diisi lagi dengan menu terakhir
dari Makasar Sop Bersaudara. Mirip Coto juga, hanya isinya full daging dan
pakai nasi bukan lagi buras... kenyaaaang.
Hanya sekitar lima menit dari lokasi makan tadi, sampai di
Bandara.. Kami sudah siap menuju Jakarta
lagi dengan rutinitas yang menanti....
^_^