Madinah
al-Munawaroh, tempat yang paling kurindukan.. Tempat ini memiliki kekhususan di
hatiku.. Jika sudah memasuki Nabawi, apapun masalahku, apapun gejolak hatiku..,
selalu menjadi tak seberapa. Rasa tenang yang sedemikian kurasa di Madinah
membuat semuanya nyaman..
Sebenarnya,
kunjungan terakhir Madinah lebih ideal buat fisik saya… tak terbayang kondisi
malam-malam akhir ramadhan di Mekkah.., pasti lebih padat dan belum tentu aku
sanggup. Jadi tak apa malam akhir ramadan di Madinah... memang Allah sudah mengatur tempat dan waktu yang tepat..
Perjalanan
menuju Madinah cukup lancer.., bahkan diiringi hujan lebat.. Ramadan, menuju
haram + hujan.. sempurna sekali momen ini. Diperjalanan sekitar 5-6 jam hampir
saya manfaatkan untuk tidur.. Mata yang lengket plus kali ini muthowif nya
(spertinya masih baru) bicaranya menghadap kaca depan dan mendayu-dayu.., cucok
untuk pengantar tidur…
hujan deras...... |
teduuuuuh lepas hujan.. |
Tiba
di Madinah tubuh terasa segar, karena mendekati waktu berbuka.. aku putuskan
untuk berbuka di hotel lalu shalat maghrib di masjid. Ternyata jumlah jamaah di
nabawi tidak jauh berbeda dengan makkah. Penuuuuh juga.., hanya saja pintu
masuk laki-laki dan perempuan di bedakan, setidaknya lebih terarah. Setelah
mendapatkan posisi, shalat kemudian menunggu hingga isya’ dan tarawih tidak
jauh berbeda.., tetap kami dihimpit.. Masyaallah haramain memang tempat yang
diinginkan untuk beribadah special ramadan.
Madinah
memang membuat relaks.., tidur ku lebih lepa.., hingga terlewat tahajud bahkan
sempat mengira tidak ada tahajud di nabawi…, karena tidak terdengar sama
sekali, saking terlelapnya aku. Tahajud ku lakukan sendiri hingga waktu shubuh,
kembali ke hotel. Kali ini aku tidak ikut rombongan untuk ke Raudoh.., karena
pada saat Ramadan waktu ke raudoh untuk wanita hanya dibatasi pada pagi hari,
sedangkan peminatnya cukup besar. Pengalaman sebelumnya ke Raudoh yang
berdesakan dan dibatasi waktu membuatku tak nyaman untuk khusuk shalat dan
berdoa… aku lebih memilih di bagian masjid yang lain untuk menikmati ketenangan
dalam berkhalwat..
Dan
memang luar biasa, lepas shubuh menuju dhuha susana ketenangan, keheningan ku
dapati… Oh Allaaaah betahnya aku berlama-lama di masjid kekasihMu….
Bagaimana
dengan Raudoh saat itu…? Khusus jamaah perempuan Raudoh memang tak bisa
dikunjungi setiap saat.. ini yang membuat setiap ada waktu kyang disediakan
selalu penuh.., apalagi kali ini Ramadan. Menurut cerita temanku, mulai dari
waktu shubuh para wanita mulai berbondong-bondong ke area menuju Raudoh..,
bahkan sudah terjadi dorongan (ini masih shalat shubuh loh)… lalu pada saat di
lokasi, saking penuh dan antusiasnya semua ingin beribadah di raudohnya.. Group
jamaah ku ini membuat pagar betis untuk melindungi teman-temannya yang shalat…
karna jika tak dibuat perlindungan ini, dorongan, tendangan dan geseran secara
sesukanya itu terjadi.. Ya beginilah kondisi Raudoh di tempat perempuan. Entah
kenapa ya kerusuhan ini terjadi di jamaah perempuaaan….. (bingung)
Sama
seperti kondisi di Mekkah, waktu berbuka, shalat maghrib dan tarawih tetap
penuh, berdesakan… ini jaaaaauh berbeda loh dengan kondisi jamaah laki-laki..
sangaaaaat rapiiih. Bahkan beberapa kalangan berlomba untuk menyediakan tempat
duduk dan berbuka untuk jamaah lain.. OOOH wanitaaa kenapa beginiiiii..? memang
susah ya tertib itu..??
kaki campur menu... hehehhehe |
Untuk
aktivitas di Madinah aku lebih banyak sendiri.., karena Susana nabawi selalu
membuatku terlena untuk berlama-lama di masjid. Berkhalwat, tilawah, dzikir,
bercerita hingga mengeluh ku lakukan di masjid ini. Cukup Aku dan Allah,
benar-benar dapat ku nikmati, terutama di waktu pagi. Yang menarik lagi dari
madinah aku selalu mendapati kelompok-kelompok orang menawarkan menu sahurnya
di pelataran masjid dan luar masjid… banyaaaaaak sekali, kita tinggal pilih mau
menu apa. (sebenarnya ini jg terjadi di berbuka hanya pada jamaah laki-laki
yang terlihat, wanita terlalu rusuh.. heheheh). Dari di mekkah dan madinah
memang aku jarang menggunakan fasilitas sahur dan berbuka dari hotel., karena
ingin mengambil kesempatan di masjid pada saat waktu-waktu tersebut.
Berbeda
dengan Mekkah, arah keluar masjid lebih jelas (walaupun di mekkah jg ada). tapi
kami tidak harus melewati orang-orang shalat. Tak berbeda jauh pula lokasi luar
pelataran masjid nabawi, penuh. Saat malam 27 aku memilih dipelataran luar..
cuaca juga panas, tapi tidak seterik Mekkah, tetiba lagi ada seorang ibu yang
mendekatiku dan mengajak mengobrol, kali ini berasal dari Malaysia (masih satu
rumpun juga lah yaa..). Ia seorang guru dan kepala sekolah yang telah
pension.., gaya bahasanya lembut dan santun. Setelah bercerita, ia langsung
mendoakanku dengan antusiasnya… banyak sekali doa yang dipanjatkannya…, begitu
terdengat lembut dan tulus. Aku tak bisa menahan haru, rona bahagiaku menyatu
memecah tangis.. ku aminkan semua doanya sambil ku doakan kembali Ia….. Oh
Allah beginikah indahnya persaudaraan seorang muslim…., saling mendoakan
walaupun kita tak saling kenal. Indaaaah
Pelataran masjid, pesis depanku tidur lelaap sekali |
Malam
itu memang malam 27, tentu Nabawi cukup ramai…., kebetulan sekali aku berada di area luar dekat
saudagar arab kaya raya yang membuka
lapaknya untuk berbuka dan membagi-bagikan berbagai macam hadiah.. walhasil
tiba-tiba tempatku dipenuhi dengan wanita-wanita Pakistan yang menyerobot
tempat.. untuk berebut menu berbuka dan hadiah yang dibagikan….. Daaaaaan seketika
bubar saat tempat harus dibersihkan…… byaaaaaaaar.. rusuh dan hebooh.. Aku
tertawa, betapa serunya Ramadan disini, kemeriahan dan makan bersama.. layaknya
sebuah pesta yang dilakukan tiap malam untuk mengapai Laylatul Qadr, semua
berbondong-bondong menikamati sarana yang disediakan. bagaimanapun posisi
dudukmu.., terhimpitnya saat shalat tetap bisa dinikmati. Hatimu terpuaskan,
fisikmu bertahan.. kekuatan yang luar biasaaaa
kondisi menunggu tarawih di pelataran masjid. sbnrnya semua sdh letih secara fisik tapi tetap bertahan |
Aku
bahagiaaa dan ingin kembali di Ramadan –Ramadan selanjutnya menikmati pesta
Laylatur Qadr jaaaauh lebih lama lagi di Haramain…. Aamiiin…