Kamis, 20 Oktober 2016

Benarkah

Benarkah aku seorang Muslim..??
Saat berkali-kali ku masuk lubang yang sama

Benarkah aku umat Muhammad..?
Saat ucapan dan perilaku ku lebih sering tak terkendali

Benarkah pedomanku Al-Qur’an..?
Saat Ia hanya sekedar bacaan rutin

Benarkah Aku seorang manusia..?
Saat tak ada lagi yang dapat dimulyakan dariku

Benarkah aku percaya kepadaMu Allah..?
Saat kugantungkan harapanku pada selainMu

Benarkah aku mencintaiMu Allah..?
Saat pikiranku dikuasai dunia
  
Tapi selalu ada satu yang benar
Bahwa hatiku ingin selalu kembali padaMu
Bahwa hatiku merintih, menangis dan memohon pertolonganMu
Saat pikiran dan Nafsuku merusaknya

Tapi…
Benarkah aku merasakan kerusakannya..??
Saat hati ku sudah lebih dulu mati

Jumat, 16 September 2016

Aku dan Hatiku

Bodoh, kata yang tepat untukku. Begitu bodohnya aku dapat melakukan semuanya, sehingga hanya keinginan dan ambisi tanpa ruh yang kukerjakan. Kebanggan, kesombongan dan kepuasan akan diri yang dipancarkan dengan topeng prestasi., kemanakah hatiku saat itu..??

Dungu, itulah aku. Mencari dan berharap manusia mengakui eksistensiku, sehingga tersadar ataupun tidak  setiap langkah dipersembahkan untuk manusia dengan topeng kualitas dan kinerja. Tak bekerjakah hatiku saat itu…??

Idiot, selalu tepat untuku. Mencari cinta hanya untuk memuaskan kebutuhan jiwa yang semu dengan topeng kasih sayang dan kepedulian. Rusakkah sudah hati ini..??

Hati ini bukan tak ada, tapi ia tak pernah ku gunakan
Hati ini bukan tak bekerja, tapi ia tak pernah terlatih
Maka, rusaklah hati ini
Tumpul lah ia, kehilangan ketajamanannya
Tak bisa lagi ia menembus kesejatian

Bersusah payah aku mencoba menggunakannya,
Tapi karat sudah menumpuk dan menggerogotinya
Ku coba mengasahnya lagi
Tapi alat pengasah pun menyerah

Aku tak bisa menggantinya dengan yang baru
Karna ia hanya ada satu

Ooh Allaah… Mungkinkan Engkau mendaur ulang hatiku ini
Karna aku sungguh begitu lemah untuk memperbaikinya

Tak mengapa, ia tak setajam saat pertama Engkau berikan
Setidaknya ia bisa menyayat-nyayat wajah indah dunia di dalam akal dan jiwaku









Selasa, 16 Agustus 2016

Anakmu itu Benar Anakmu..

Saat menulis judul ini, teringat judul sinetron Indonesia yang suka aneh-aneh.. :)
tetapi kali ini diambil dari penggalan syair  dari Khalil Gibran
Penyair Khalil Gibran mengatakan;
"Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu.... Mereka adalah anak-anak kehidupan..."

Saya bukan termasuk orang yang dalam untuk mentafsirkan sebuah karya seni, tetapi pada saat ini syair tersebut begitu bermakna. Walaupun saya belum menjadi orangtua, dan sangaat ingin menjadi orangtua yang memiliki banyak anak (*curcol ^_^), setidaknya tulisan ini dapat menjadi referensi bagi para orangtua. Karena banyak hal yang saya pelajari sebagai praktisi pendidikan.

Pada sisi konteks sebagai orangtua tidak sepantasnya "mencetak" anak seperti membuat keramik, seakan anak menjadi alat dari kemauan kita.. Mereka perlu peluang untuk menjadi kreatif.

Berapa banyak orangtua yang menginginkan anak mereka berprestasi secara akademik, unggul diantara yang lain dan dapat dibanggakan. Tetapi saat sang anak memiliki nilai yang "rendah" tak berprestasi, maka langkah yang harus diambil adalah tambahkan les, waktu belajar ditambah dan tindakan sejenis.. hmm

Atau untuk para orangtua yang sibuk bekerja, maka langkah yang tepat masukan ke sekolah yang bagus (*biasanya mahal) atau asrama. Selesai sudah.! Wajar sebenarnya wacana "full day" school ini muncul.. jadi sekolah dapat menjadi solusi untuk mengatasi waktu luang anak daripada main yang "tidak jelas"..

Setiap Sekolah seakan berkompetisi memberikan sistem pendidikan yang paling ok, dari nasional maupun Internasional. Tidak ada yang salah dengan itu, hanya saja oreintasinya tetap pada sesuatu yang menghasilkan prestasi... 
Seakan terlupa bahwa setiap anak terlahir unik, mereka memiliki potensinya masing-masing dan tidak harus berupa akademik. 

Terlepas dari itu semua, ada yang hilang dari anak-anak tersebut, yaitu moralitas.
Karena saya berpendapat persoalan moralitas betul-betul hanya bergantung pada pendidikan keluarga di rumah. Lingkungan sosial saat ini makin menurun perhatian dan kontrolnya. Duluu siswa-siswi "berpacaran" masih sembunyi-sembunyi., Duluuuu..., betapa takutnya seorang siswa jika memprotes guru.. tetapi sekarang?? yaa karena memang nilai budaya, etika lingkungan bersifat sangat relatif...

Hanya agama lah yang tetap konsisten mempertahankan nilai-nilainya. Itulah mengapa moralitas/akhlak bergantung kepada orangtua, bukan dimulai dari pendidikan sekolah. Bahkan saat kita memilih pasangan pun, menentukan kemana kelak sang anak mengarah. 

Karena dalam konteks akhlak, anak-anak kita benar adalah anak kita. Mereka amanat Allah. Kita dianugerahi anak karena kita dipercaya oleh Allah untuk sanggup mendidiknya. Kesanggupan itu kita terapkan dari detik ke detik., orangtua tidak harus menjadi petugas, tetapi juga tidak menjadi longgar. Kita mengerti kapan "mengulur tali" kapan menariknya.

Betapa pentingnya pendidikan ruhani dan akhlak sejak masa kecil, itulah mengapa seorang ibu hamil pun sudah dapat mendidik anaknya melalui perilakunya saat sang anak masih dalam kandungan. Sebab, hanya itulah benteng keselamatan anak-anak kita pada masa dewasa.

Kita "berikan" anak kita kepada kehidupan yang luas di luar rumah agar ia belajar dewasa dan matang. Tapi jangan kita berikan anak kita kepada kedidupan di luar rumah yang kita sendiri tak sanggup mempertanggungjawabkannya. 

Anak-anak kita benarlah anak kita. Kita cintai mereka dengan cara memperhatikan seluruh aspek kehidupannya. Kita cintai mereka dengan cara mempersiapkan mereka menjadi manusia yang pantas untuk menghadap Allah..

Semoga Allah mengaruniakan kita anak-anak yang menjadi penolong bagi kita dan kehidupan. Amien




Senin, 08 Agustus 2016

Tak Ada Gunanya Tuhan (CakNun)

Tak ada gunanya Tuhan
Yang berguna adalah kekayaan harta benda
Kalau Tuhan ingin berguna
Ia harus mengabulkan semua doa
Yang menyangkut peningkatan kekayaan harta benda

Tuhan jangan sekali-kali
menawar-nawarkan sorga
kecuali merupakan puncak penumpukan
kekayaan dan harta benda
Tuhan jangan menakut-nakuti manusia
dengan kengerian neraka
kecuali dibuktikan saat ini juga
#lubuk #caknun.com

Sindiran luar biasa untuk sebagian dari kita yang terjebak dalam lumbung dunia...
Saat membaca tulisan ini, rasanya seperti disambar petir... tersadarkah kita..?? Sebagian dari kita, mungkin masih mendefinisikan kasih sayang Allah adalah berupa rezeki yang berkecukupan dan keinginan yang terkabul.

Saat doa terijabah maka Allah sayang pada kita, tetapi saat musibah menimpa maka Allah tidak menyayangi kita.., begini juga kah yang dijelaskan Allah pada surat Al-Fajr ayat 15-16 ("Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku", Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku") 

Tengok sebentar ke sejarah yuk, mengapa pola pikir kebanyakan kita didominasi oleh materialisme bahkan sampai kasih sayang Allah..

Sedikit tentang sejarah Eropa..., saat ada pemberontakan melawan otoritas gereja
Begini ringkasnya, Eropa dulunya adalah masyarakat religius yang didominasi oleh gereja dengan peraturannya. Perkataan Paus sama dengan perkataan dari Tuhan, jika berselisih dengan Paus maka Anda "kafir", "murtad" tidak lagi beriman dan harus segera dieksekusi. Salah satu cara Anda bisa bersih dari dosa berselisih dengan gereja adalah Anda harus membayarnya dengan darah. Maka jiwa Anda akan kembali suci di kehidupan nanti. Di Lingkungan tersebut, Eropa telah ditindas oleh doktrin religius dalam waktu yang cukup lama. (disebut: pra-modern)

Kemudian ada dua pergerakan muncul dalam waktu yang bersamaan, salah satu pergerakan itu adalah Reformasi Protestan. Idenya, karena gereja mengatakan bahwa rata-rata orang Kristen tidak memiliki urusan untuk membaca kitab Injil, mereka tidak seharusnya membaca Injil sendiri hanya Paus yang memiliki otoritas juga menafsirkannya. Dan segala tafsiran tersebut tidak boleh dipertanyakan.
Pegerakan Protestan berkata, seharusnya setiap orang memiliki akses lanjung ke Injil, membaca dan mencari tahu sendiri. Jadi pemberontakan melawan otoritas gereja dimulai.

Pada saat yang sama, pergerakan lain muncul bahkan lebih kuat dan saling berhubungan satu sama lain. Pergerakan kedua ini, paling utama bahwa gereja telah mengajarkan doktrin yang tidak masuk akal (tidak ilmiah). Seperti bumi adalah pusat tata surya, tidak bisa diterima oleh para ilmuan ini. dan sebagai reaksi, gereja menganggap penelitian ilmiah itu "kafir" tidak beriman. Sehingga mereka membakar perpustakaan, mengeksekusi para ilmuan dan para filosof.

Jadi intisari dari revolusi Perancis adalah karena penindasan dan ketidak ilmiahan ajaran. Satu sisi dari protestan dan sisi lain dari para ilmuan. Ini termasuk revolusi yang paling berdarah di sejarah dunia.

Sekarang kita mengetahui bahwa Eropa adalah masyarakat yang berpikiran bebas, layaknya sebuah pasar terbuka mengenai gagasan. Saat itulah bermunculan para filosof dari Eropa dengan berbagai gagasannya. (disebut: modern)

Segala hal menjadi pertanyaan pada masa itu, terutama ajaran gereja.. Para ilmuan jauh lebih cepat berkembang, mereka mulai mengkritisi ajaran gereja tentang Tuhan, Jiwa dan kehidupan selanjutnya yang tidak realistis.. 
Seperti mempelajari Alam jauh lebih penting ketimbang Tuhan, karna Alam tempat hidup manusia jauh lebih penting untuk lebih digali sehingga berkembanglah science . Begitu juga jiwa, ilmuan berpikir bahwa jiwa tak terukur, jauh lebih penting mempelajari tubuh manusia dan perilakunya sehingga berkembanglah ilmu kedokteran dan psikologi. Apalagi dengan kehidupan selanjutnya, apakah akhirat itu ada?? karena ilmuan beranggapan kita butuh penekanan pada kehidupan dunia ini. Sebaiknya kita membuat hidup di dunia ini jauh lebih baik, Explore segala ilmu tentang manusia yang dapat membuat tempat masyarakat jauh lebih baik dan tinggal lebih baik.
Inilah yang membuat masyarakat Eropa menguasai dunia pada saat itu, serta menyebarkan pemikiriannya ke seluruh dunia. Termasuk ranah pendidikan, bukankah sampai saat ini pendidikan dari british populer... 

Hal yang terpenting adalah, mereka tidak mengatakan untuk tidak mempercayai Tuhan, jiwa ataupun kehidupan akhirat.. tetapi itu tidak penting. Simpanlah kepercayaan itu untuk diri sendiri. Apakah kamu percaya dengan Tuhan atau tidak, sains itu nyata. Apakah kamu percaya jiwa atau tidak, Ilmu kedokteran itu nyata, apakah kamu percaya surga atau tidak, ekonomi itu nyata. Mari kita kawatirkan dunia yang nyata ini.

Bagaimana dengan Muslim..?? bukankah mayoritas dari kita menerima pendidikan modern..??
walaupun kita tidak mengingkari adanya Allah, ruh dan akhirat, tetapi untuk tujuan praktis, sikap kita tidak berbeda dengan apa yang diinginkan oleh revolusi Eropa. Seperti semakin banyak dunia yang kamu dapatkan, semakin kaya kamu, semakin baik pekerjaanmu, semakin banyak uang yang kamu dapatkan. Ini adalah indikasi bahwa Allah mencintaimu.
Maka, sebagian kita datang kepada Allah untuk apa? Mengapa butuh Allah?? Karena Allah akan memajukan materialisme. Ketika kita memfokuskan diri pada Alam, tubuh dan kehidupan dunia ketimbang Akhirat itulah materialisme.

Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan keseimbangan. Alqur'an dan akhlak Rasul adalah sebuah pedoman keseimbangan antara dunia yang terlihat dan dunia yang tidak terlihat (akhirat). Dengan dunia inilah kita dapat meraih akhirat yang lebih baik. 


Semoga Allah melindungi kita dari ketidakseimbangan hidup, dan memberi bimbingan menuju jannah-Nya. Aamiien




Senin, 01 Agustus 2016

Akhlak.., hilangkah dari kita.??

Esensi sebuah keberagamaan adalah Akhlak,
jika kau ingin mengetahui bagaimana agamanya, maka lihatlah akhlaknya.., 

Jika merujuk pada teladan kita, Rasulullah diangkat menjadi Rasul pada usia 40.. 
Beliau tinggal di Makkah, masyarakat sudah mengenalnya, tak pernah ada pembahasan Islam sebelum usianya 40, Ia bermasyarakat, berbisnis, bertetangga, berteman, berkumpul, berbicara seperti layaknya kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Selama 40 tahun masyarakat mengetahui Muhammad adalah "si" jujur dan terpercaya. Belum ada yang menerima julukan tersebut kecuali Muhammad.

Bukankah ini menjadi langkah pertama kita sebagai Umat???
Kita menunjukan karakter Rasulullah jujur dan terpercaya kepada seluruh dunia, sehingga siapapun yang berfikir tentang muslim, ialah orang yang jujur dan terpercaya.
Kondisi saat ini bisa dibilang buruk, hingga tidak ada rasa percaya satu sama lain. Kita dengan mudah berbohong, berbuat curang setiap ada kesempatan. Lalu dengan mudahnya kita bicara soal Islam, agama Muhammad Rasulullah, dakwah Islam, syariah....

Tunggu dulu kawan..., selama 40 tahun Rasulullah tunjukan semuanya lewat akhlaknya., bagaimana beliau bersikap. bukankah begini Muslim seharusnya..? Karna kita duta besar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam..
Tundalah dulu berbicara syariah, saat kita masih sering telat datang kantor
Tundalah dulu berbicara dakwah, saat kita masih lupa memenuhi janji, lupa apa yang pernah terucap
Jika dalam hal kecil saja kita tidak bisa jujur, sudah dapat dipastikan begitu juga dalam hal besar..
Tidak jujur dalam hal besar, maka kita tidak bisa bertanggungjawab dalam hal apapun.., sedangkan kelak kita dimintakan pertanggungjwaban selama di dunia..

Kita baru berbicara dua akhlak Rasul dari begitu banyak akhlak beliau, sampai hal terkecil seperti saat mendengar namanya dipanggil maka berbalik juga lah seluruh tubuhnya., Beliau tidak pernah memberikan julukan buruk..., bahkan saat seorang non-Islam buang air di masjid dan para sahabat begitu marahnya, tapi Rasul meminta menahan hingga seorang tersebut menyelesaikan kemudian diberitahu dengan cara baik-baik..
Rasulullah bukan orang yang keji dan kasar, tidak suka melaknat dan tidak suka mencaci. Rasul pun bersabda "Sesungguhnya orang-orang terbaik diantara kalian adalah orang-orang yang paling baik pekertinya. Karena Rasul diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.

Belum lagi Al-Quran, yang sangat amat bangga kita sebut pedoman hidup.. betapa banyak pembahasan akhlak didalamnya, tak perlu jauh masuk kedalam.. contoh yang cukup familiar adalah kisah Adam AS.. Begitu arogannya Iblis merasa lebih baik.., bukankah kita terkadang juga mengalami hal itu???

Saat ada yang mengkritik, apa reaksi pertama kita...???
Sebaliknya, begitu mudahnya kita mengkritik tanpa simpatik.. seakan isi kritik kita baik..??
Saat saran kita tidak dipergunakan dalam sebuah keputusan...???
Begitu mudahnya kita mencaci dan melaknat..?

Seringkah kita merasa lebih baik dari yang lain, sehingga tanpa sadar ada olokan yang kita lakukan walaupun hanya sebuah pandangan...

Segala bentuk keimanan tidak terlepas dari tuntunan Akhlak...
Benarkah kita Muslim yang menggunakan Al-Qur'an pada setiap langkah dan mencintai Rasulullah?
Pernahkah kita evaluasi sisi itu...??
Kemanakah akhlak Qur'an kita...?? Kemanakah akhlak Rasul saat shalawat terus terucap..??
kemanakah Akhlak itu..?? Hilangkah....??

Semoga Allah terus membimbing kita untuk memiliki Akhlak Qur'an sebagaimana Rasulullah, sehingga kelak kita berkumpul di Jannah bersama Rasulullah. Amiien

Selasa, 26 Juli 2016

Teman dan Sahabat...


Bertemanlah dengan siapa saja, begitu kata-kata yang sudah melegendaris
karena dengan peretemananlah kita akan lebih bijak..., begitu menurutku ^_^
Kita akan mengetahui bahwa setiap orang berbeda, gaya, selera, hobi dan cara berfikir., setiap orang memiliki keunikannya masing-masing begitu juga kita sebagai individu..

Tentunya berteman dengan siapapun menandakan kita termasuk orang yang fleksibel. Dapat memahami setiap perbedaan dengan perlakuan yang tepat. Karena setiap orang dibentuk oleh lingkungan dan pengalamannya masing-masing, wajarlah jika ada perbedaan. Tidak ada pemaksaan gaya, selera dan cara berfikir..

Tidak hanya itu, dengan memiliki berbagai macam teman., kita juga dapat belajar dari setiap mereka. Bagaimanapun juga sebagai manusia memiliki keterbatasan, dengan temanlah pengetahuan akan semakin luas.. So jangan pernah membatasi pergaulanmu...

Sama halnya dengan membaca buku, bacalah semua buku tak usah dulu perdulikan apakah buku itu benar atau salah.., karena bagaimana kita dapat men-judge benar atau salah tanpa membacanya terlebih dahulu..?? Apalagi manusia, hebat sekali ya kita sudah dapat menilai seseorang dengan pengetahuan kita sendiri. Bukankah itu kekuasaan Allah... 

Lalu, Adakah konsekuensi dengan kebebasan kita dalam berteman?? bukankah kita berpotensi terwarnai dengan karakter mereka.. karena dengan siapa kita bergaul maka dapat mencerminkan diri kita...??

Disinilah kita juga perlu memiliki pelindung. Pelindung untuk tetap pada jalur yang benar sekalipun teman kita beragam.., pelindung dimana kita memiliki dasar dalam bertindak, menyutujui atau tidak akan sesuatu. 
Bersyukur aku terlahir dalam Islam, sehingga Allah yang akan melindungiku dengan al-Quran dan As-sunah sebagai pedoman dalam setiap tindakan..
kita tidak berhak menilai seorang, tetapi kita wajib untuk melindungi diri dari hal negatif..

Oleh karena itu ada yang namanya sahabat, memiliki level diatas teman..
sahabat pastinya tidak mungkin sebanyak teman, karena akan ada persamaan karakter, gaya, selera dan juga cara berfikir yang membuat seorang klik.
terlepas dari itu semua hal yang paling penting dalam memilih sahabat adalah dapat mengarahkan kita menjadi lebih baik dan terus lebih baik serta membuat kita lebih dekat kepada Allah..

Jika kita merujuk pada QS. Al-Furqon: 27 (terj: hari dimana orang zalim menggigit dua tangannya) ini adalah sebuah ungkapan penyelesalan yang mendalam, kemudian (mereka berkata: jika aku dulu mengambil jalan bersama Rasullullah) bukan hanya percaya pada Rasul ya,, tetapi mengikuti jalannya. Jadi menghormati, percaya dan yakin tidak cukup, sampai kita mengikut jalannya, kita hidup dengan cara yang dicontohkannya, menerima segala yang diajarkan dan menerapkan sebagai gaya hidup.

Yang menarik di ayat selanjutnya ia menyalahkan sahabatnya, ayat 28 (terj: Ya Tuhan.. betapa bodohnya aku ini telah menjadikan ia sebagai sahabat) karena sahabat itunyalah ia tidak mengikuti apa yang diajarkan Rasullullah ayat 29 (orang itu yang membuatku tergelincir dan menyesatkanku dari al-Quran, setelah al-Qur-an datang padaku) artinya si orang zalim ini dulunya berada dalam agama yang benar, tetapi ia tidak mengikutinya lagi sejak bersahabat dengan "fulanan"

Inilah gambaran akhirat kelak, sang zholim yang mnyesal karena memilih sahabat yang salah sehingga ia tergelincir dengan mengabaikan jalan Rasulullah yang sesungguhnya membawanya ke Jannah...

Hmm... mari tengok sahabat kita, membawa ke arah manakah ia?? 


Kamis, 21 Juli 2016

Gunung Padang, Cianjur


Wisata ke Gunung Padang ini sebetulnya sudah setahun direncanakan, tapi takdir berkata lain.. gagal dan terus gagal.. sampai akhirnya terlaksana juga, Oktober 2015..
Gunung padang saat itu sedang buming karena termasuk situs wisata yang belum lama ditemukan, selain itu memiliki nilai sejarah yang cukup dalam, bahkan penelitiannya sampai saat ini belum rampung..
Kombinasi teman kampus dan kantor ini menjadi perpaduan yang menyenangkan saat traveling walaupun hanya berempat. Perjalanan yang sudah direncanakan satu tahun ini tentunya sudah cukup matang, bahkan hampir layu... heheheh. Artinya itinerary sudah dibuat dengan seksama...

Karena letaknya tidak jauh dari Jakarta, kami putuskan untuk tidak menginap.. juga karena tidak ada yang bersedia jadi supir, maka kami pun sewa mobil + driver full satu hari... Metting point di rumahku kerena bisa langsung masuk tol menuju cianjur.. 

Berangkat sekitar 06.30 menuju lokasi, sempat terjebak penutupan jalur ke puncak bogor, sehingga sekitar 30 menit kami stuck, jadi bisa mampir untuk sarapan dan shalat dhuha sejenak..
Sekitar pukul 10.00 kami tiba di Cianjur, Ini kisah yang paling menarik saat menuju lokasi.. Tiba di Cianjur kami menemukan petunjuk ke arah Gunung padang sekitar 30 KM, perkiraan 20-30 menit sampai nii...
Ternyata perjalanan tidak semulus yang dibayangkan.., kita benar seperti mendaki gunung dengan mobil, terus menanjak dan sampai 30 menit pun tak kunjung sampai.. kami tetap bertanya setiap yang ditanya jawabannya berbeda 500 meter lg, 300 meter lagi, yang sama adalah "dekat ko, tidak jauh.." tapiiii kenapa ini nggak sampai-sampai juga yaaa.... -_-" sempat berfikir nyasar, tapi petunjuk benar.. 

Setelah sekitar 1 jam perjalanan tibalah di tempat yang menjadi tujuan pertama kami yaitu "Terowongan Tua Lampengan" berdampingan dengan stasiun Lampengan. Stasiun ini dibangun pada tahun 1882, pada tahun 2001 stasiun ini sempat ditutup akibat longsor, belum sempat dilintasi kembali tahun 2006 terjadi longsir.. hingga tahun 2010 sudah dapat difungsikan kembali.. yang menarik stasiun ini menjadi penjaga Trowongan tua Lampengan.. Singgahlah kami sebentar...

depan trowongan
Perjalanan dilanjutkan kembali ke tujuan utama Gunung Padang, sempat kawatir sejauh apa lagi ini, tetapi Alhamdulillah hanya sekitar 20 menit dari Trowongan sampai ke lokasi.. Jadi hitungan 30 KM dari awal perjalanan itu multi arti.... huft beginilah orang jakarta, 30 KM panjang tol disamakan dengan 30 KM ke gunung.... jauuuuh bedanya.

Eiiits... tunggu dulu, sampai di gunung padang bukan berarti pendakian telah selesai.., karena mobil harus diparkir dibawah maka kita harus mendaki dengan jalan. Sebenarnya jalanan mendaki sudah bagus sekali, tetapi cukup terjal sehingga lumayan juga membutuhkan energi...
Jadi saran kalau mau kesana, olahraga joging dulu supaya tidak cepat lelah dan pakailah sepatu yang tepat, jangan sperti teman saya yang satu ini mba Rinas... jelas-jelas ke gunung lah kok pake wedges yaa... hahhahaha.., Bagusnya ada Fatah sang bodyguard kami yang mendampingi dengan setia.. wakakakkaka

Ada dua pendakian menuju lokasi, pertama menuju loket Gunung padang (lumayan juga ini jaraknya), pada lokasi ini ada jasa ojek dengan upah Rp 5.000,- tetapi sayang menurutku, karena kita melawati pemandangan yang hebat..
pendakian ke2 setelah dari loket, kali ini ada anak tangga.. ada 2 pilihan yang terjal dengan 300 anak tangga dan yang lebih landai 600 anak tangga.. pilihan kedua lah yang kami ambil.. teteep lumayaaaan, beberapa kali sempat berhenti, terutama sang princess dengan wedges nya... hihihihi

Ini perjalanan menuju loket

Mejeng dulu bentaar

sang putri sudah kecapean... xixixixi
Pendakian setelah dari loket

masih setengah jalan ni...

Sekitar pk. 12.00 tiba di lokasi... saat itu musim kemarau matahari cukup terik tetapi kesejukan tetap terasa karena kita memang benar berada di Gunung..., walaupun tidak terlihat hijau.. tetapi perjalanan menuju kesini jika musim penghujan cukup mengerikan juga...
Kekaguman yang luar biasa saat tiba di lokasi.. bukan hanya pemandangannya tetapi situs ini dipercaya terkait dengan situs piramida di mesir dikarenakan bentuknya yang mirip dengan ruang didalamnya, serta usia "Piramida" Gunung Padang diperkirakan 4.700 - 10.900 thn SM, bandingkan dengan piramida Giza di Mesir yang hanya 2.500 SM (sumber: wikipedia). Teringat saat kunjungan ke Candi Sukuh dan Cetho di Solo yang terkait juga dengan "piramida"...  semakin yakin bahwa Indonesia memiliki pengaruh kuat dalam sejarah budaya dunia....

Tidak hanya keterkaitan dengan "piramida" tetapi tumpukan yang keliatan seperti kayu itu, mengandung logam, pada saat kita ketuk akan ada bunyi dentingan seberti logam..artinya situs megalitikum ini sudah cukup maju.... masih banyak yang perlu dikaji oleh pakar sejarah kita tentang situs ini.., sehingga kita semakin bangga menjadi warga Indonesia....



Berkeliling, mengobrol dengan para penjaga setempat dan menikmati pemandangan menjadi hal yang menyenangkan serta berlimpah syukur karena kami diberi kesempatan untuk menikmatinya... betapa hebat dan Indahnya bumi Indonesia...




Istirahat sebentar sambil ngemil cukup membuat sang pemakai wedges meraya nyaman kembali... heheheh.., karena setelah ini kami akan turun gunung untuk melanjutkan perjalanan kembali...

Proses turun gunung lumayan lebih cepat, yaa namanya juga turun,,.. heheheh. setiba di lokasi parkir mobil kami istirahat untuk shalat dan makan siang... jangan kawatir tempat makan dan shalat tersedia.. harga makanan pun relatif cukup murah disini.., dan suasana makan ala pedesaan terasa sambil bisa selonjor kaki... ^_^

istirahat.....

Setelah kenyang, kewajiban juga ditunaikan lanjut menuju curug Cikondang... Perjalanan nyaris tak berujung... hihihih
Jarak dari situs gunung padang menurut keterangan setembat antara 5-7 KM (maklum beda-beda).., ya paling tidak tidak mencapai 30 KM.. "sepertinya sebentar nih" sepertinyaaaaa.... -__-

Mengikuti petunjuk lah kami..., melewati pohon teh, terus mendaki makin sepi jalanan... kemudian jalanan berbatu.., (Alhamdulillah bukan salah satu dari kami yang nyetir) jika tidak ahli bisa pecah ban ditengah.. horoooor banget ini perjalanan.., mau puter balik juga tidak bisa., yang ditanya udah nggak ada... hmmm, tiba-tiba kami jadi hening penuh doa... sampai ada pengendara motor yang baik sekali mau mengantar kami,...
Tibalah di lokasi... sekitar pk. 16.00 dan tetap harus mendaki lagi, heheheh tetapi tidak separah ke Gunung Padang...


belagu dulu ah udah smpe...
sang photograper...



Alam selalu indah dipandang mata bagaimanapun rupanya.., manjakan lah mata dengan keindahan yang telah diciptakan Allah, maka kedamaianpun akan terasa... Luar biasa memang Indonesia..
Puas dengan kesejukan air terjun saat untuk kembali ke Jakarta lagi... Alhamdulillah ada jalan singkat menuju kota Cianjur dari Cikondang ini, sehingga tidak harus melewati jalanan horor lagi...

Bahagia, puas, dan bersyukur bisa melewati perjalanan dengan teman-teman terbaik, teman yang menjadi putri Rinas, teman yang menjadi bodyguard merangkap juru foto Fatah dan teman yang setipe Rizka.... juga diver penuh senyum pak Alim.
Bahagia adalah saat dimana kita bisa bersyukur, menikmati apa yang ada sekalipun masih di Bumi Indonesia... Alhamdulillah ^_^

Menikmati dan kembali pulang

Rabu, 20 Juli 2016

Duka-ku Saat Ini....

Teknologi cepaat sekali berkembang.., cepaat dan terus berkembang...
Kali ini media yang kita sebut social ini menjadi segalanya.., saat kita membuka komputer/ Hp maka itulah yang menjadi dunia kita.. 

Bahkan mungkin tanpa sadar kita diperbudak oleh dunia tersebut. Dimana segala informasi dijual, dunia yang dipenuhi dengan kepentingan pribadi, pencitraan dan promosi diri. Dimana kita memberikan bagian terbaik kita tanpa menggunakan perasaan. 
Saat itu kita merasa paling berbahagia ketika berbagi pengalaman, terkadang membanggakan diri dan mengharapkan pujian. Ada rangkaian kata hingga terlihat hidup kita indah... 
Mungkin tidak semuanya seperti ini,... tapi kita pernah mengalami fase ini bukan..??

Seiring berjalannya waktu, media social pun terus berkembang dengan berbagai versi.. ragam macamnya.. dapat dipastikan setiap kita tidak mungkin memiliki satu media saja. Sungguh salut dengan orang yang memiliki semua jenis sosial media.., tak terbayangkan mengelolanya.. :) 
Fungsi social media ini pun terus bertambah tidak hanya sekedar rangkaian kata, tapi foto, video dan file hingga segala berita dapat saling berbagi...

Kemajuan yang sangat positif, jika kita bisa memanfaatkannya secara positif... tetapi apakah bisa selalu positif.., terkadang tanpa sadar kita menerima begitu saja informasi tanpa mengkajinya, kita sangat mudah untuk mencaci dan berkomentar terhadap informasi yang masuk.. kita menjadi bebas untuk berkata kasar, menjadi bebas untuk menghina... 
hingga lupa bahwa kita manusia yang beradab.., lupa bahwa kita pernah belajar untuk selalu kritis terhadap apapun.... lupa bahwa kedalaman agama kita bukanlah dari mendukung informasi yang terkesan "agamis", tetapi kedalaman agama kita saat kita memiliki akhlak yang baik...

Rasulullah saw, sebelum diangkat menjadi Rasul ia adalah pribadi yang memiliki karakter yang luar biasa, bagaimana beliau bermasyarakat, bersikap tak ada cela... sehingga pantaslah ia menjadi Rasul..
Al-Quran yang kita akui sebagai petunjuk juga mengajarkan bagaimana memiliki moral...

Inilah duka-ku..., saatku mulai kembali aktif di sosial media, saatku mulai mendapatkan beberapa manfaat dari sosial media, saat itupula aku berduka... 
Duka saat teman bisa menggunakan kata-kata kasar dalam berkomentar, duka saat teman berbagi informasi yang tidak jelas sumbernya, duka saat teman mendukung pendapat tertentu dan menghujat pendapat lain, duka saat teman berdebat persoalan tanpa didasari ilmu, dan yang paling dalam... duka saat teman dikuasai oleh media tanpa sadar bahwa selama ini media dikuasai oleh sebuah kepentingan besar..., kepentingan besar yang dapat mempengaruhi pikiran kita, pendapat kita yang terkesan objektif tetapi tidak, sehingga kelakuan kita pun berubah....  Berubah menjadikan informasi dalil dalam bersikap.... :(