Selasa, 26 Juli 2016

Teman dan Sahabat...


Bertemanlah dengan siapa saja, begitu kata-kata yang sudah melegendaris
karena dengan peretemananlah kita akan lebih bijak..., begitu menurutku ^_^
Kita akan mengetahui bahwa setiap orang berbeda, gaya, selera, hobi dan cara berfikir., setiap orang memiliki keunikannya masing-masing begitu juga kita sebagai individu..

Tentunya berteman dengan siapapun menandakan kita termasuk orang yang fleksibel. Dapat memahami setiap perbedaan dengan perlakuan yang tepat. Karena setiap orang dibentuk oleh lingkungan dan pengalamannya masing-masing, wajarlah jika ada perbedaan. Tidak ada pemaksaan gaya, selera dan cara berfikir..

Tidak hanya itu, dengan memiliki berbagai macam teman., kita juga dapat belajar dari setiap mereka. Bagaimanapun juga sebagai manusia memiliki keterbatasan, dengan temanlah pengetahuan akan semakin luas.. So jangan pernah membatasi pergaulanmu...

Sama halnya dengan membaca buku, bacalah semua buku tak usah dulu perdulikan apakah buku itu benar atau salah.., karena bagaimana kita dapat men-judge benar atau salah tanpa membacanya terlebih dahulu..?? Apalagi manusia, hebat sekali ya kita sudah dapat menilai seseorang dengan pengetahuan kita sendiri. Bukankah itu kekuasaan Allah... 

Lalu, Adakah konsekuensi dengan kebebasan kita dalam berteman?? bukankah kita berpotensi terwarnai dengan karakter mereka.. karena dengan siapa kita bergaul maka dapat mencerminkan diri kita...??

Disinilah kita juga perlu memiliki pelindung. Pelindung untuk tetap pada jalur yang benar sekalipun teman kita beragam.., pelindung dimana kita memiliki dasar dalam bertindak, menyutujui atau tidak akan sesuatu. 
Bersyukur aku terlahir dalam Islam, sehingga Allah yang akan melindungiku dengan al-Quran dan As-sunah sebagai pedoman dalam setiap tindakan..
kita tidak berhak menilai seorang, tetapi kita wajib untuk melindungi diri dari hal negatif..

Oleh karena itu ada yang namanya sahabat, memiliki level diatas teman..
sahabat pastinya tidak mungkin sebanyak teman, karena akan ada persamaan karakter, gaya, selera dan juga cara berfikir yang membuat seorang klik.
terlepas dari itu semua hal yang paling penting dalam memilih sahabat adalah dapat mengarahkan kita menjadi lebih baik dan terus lebih baik serta membuat kita lebih dekat kepada Allah..

Jika kita merujuk pada QS. Al-Furqon: 27 (terj: hari dimana orang zalim menggigit dua tangannya) ini adalah sebuah ungkapan penyelesalan yang mendalam, kemudian (mereka berkata: jika aku dulu mengambil jalan bersama Rasullullah) bukan hanya percaya pada Rasul ya,, tetapi mengikuti jalannya. Jadi menghormati, percaya dan yakin tidak cukup, sampai kita mengikut jalannya, kita hidup dengan cara yang dicontohkannya, menerima segala yang diajarkan dan menerapkan sebagai gaya hidup.

Yang menarik di ayat selanjutnya ia menyalahkan sahabatnya, ayat 28 (terj: Ya Tuhan.. betapa bodohnya aku ini telah menjadikan ia sebagai sahabat) karena sahabat itunyalah ia tidak mengikuti apa yang diajarkan Rasullullah ayat 29 (orang itu yang membuatku tergelincir dan menyesatkanku dari al-Quran, setelah al-Qur-an datang padaku) artinya si orang zalim ini dulunya berada dalam agama yang benar, tetapi ia tidak mengikutinya lagi sejak bersahabat dengan "fulanan"

Inilah gambaran akhirat kelak, sang zholim yang mnyesal karena memilih sahabat yang salah sehingga ia tergelincir dengan mengabaikan jalan Rasulullah yang sesungguhnya membawanya ke Jannah...

Hmm... mari tengok sahabat kita, membawa ke arah manakah ia?? 


Kamis, 21 Juli 2016

Gunung Padang, Cianjur


Wisata ke Gunung Padang ini sebetulnya sudah setahun direncanakan, tapi takdir berkata lain.. gagal dan terus gagal.. sampai akhirnya terlaksana juga, Oktober 2015..
Gunung padang saat itu sedang buming karena termasuk situs wisata yang belum lama ditemukan, selain itu memiliki nilai sejarah yang cukup dalam, bahkan penelitiannya sampai saat ini belum rampung..
Kombinasi teman kampus dan kantor ini menjadi perpaduan yang menyenangkan saat traveling walaupun hanya berempat. Perjalanan yang sudah direncanakan satu tahun ini tentunya sudah cukup matang, bahkan hampir layu... heheheh. Artinya itinerary sudah dibuat dengan seksama...

Karena letaknya tidak jauh dari Jakarta, kami putuskan untuk tidak menginap.. juga karena tidak ada yang bersedia jadi supir, maka kami pun sewa mobil + driver full satu hari... Metting point di rumahku kerena bisa langsung masuk tol menuju cianjur.. 

Berangkat sekitar 06.30 menuju lokasi, sempat terjebak penutupan jalur ke puncak bogor, sehingga sekitar 30 menit kami stuck, jadi bisa mampir untuk sarapan dan shalat dhuha sejenak..
Sekitar pukul 10.00 kami tiba di Cianjur, Ini kisah yang paling menarik saat menuju lokasi.. Tiba di Cianjur kami menemukan petunjuk ke arah Gunung padang sekitar 30 KM, perkiraan 20-30 menit sampai nii...
Ternyata perjalanan tidak semulus yang dibayangkan.., kita benar seperti mendaki gunung dengan mobil, terus menanjak dan sampai 30 menit pun tak kunjung sampai.. kami tetap bertanya setiap yang ditanya jawabannya berbeda 500 meter lg, 300 meter lagi, yang sama adalah "dekat ko, tidak jauh.." tapiiii kenapa ini nggak sampai-sampai juga yaaa.... -_-" sempat berfikir nyasar, tapi petunjuk benar.. 

Setelah sekitar 1 jam perjalanan tibalah di tempat yang menjadi tujuan pertama kami yaitu "Terowongan Tua Lampengan" berdampingan dengan stasiun Lampengan. Stasiun ini dibangun pada tahun 1882, pada tahun 2001 stasiun ini sempat ditutup akibat longsor, belum sempat dilintasi kembali tahun 2006 terjadi longsir.. hingga tahun 2010 sudah dapat difungsikan kembali.. yang menarik stasiun ini menjadi penjaga Trowongan tua Lampengan.. Singgahlah kami sebentar...

depan trowongan
Perjalanan dilanjutkan kembali ke tujuan utama Gunung Padang, sempat kawatir sejauh apa lagi ini, tetapi Alhamdulillah hanya sekitar 20 menit dari Trowongan sampai ke lokasi.. Jadi hitungan 30 KM dari awal perjalanan itu multi arti.... huft beginilah orang jakarta, 30 KM panjang tol disamakan dengan 30 KM ke gunung.... jauuuuh bedanya.

Eiiits... tunggu dulu, sampai di gunung padang bukan berarti pendakian telah selesai.., karena mobil harus diparkir dibawah maka kita harus mendaki dengan jalan. Sebenarnya jalanan mendaki sudah bagus sekali, tetapi cukup terjal sehingga lumayan juga membutuhkan energi...
Jadi saran kalau mau kesana, olahraga joging dulu supaya tidak cepat lelah dan pakailah sepatu yang tepat, jangan sperti teman saya yang satu ini mba Rinas... jelas-jelas ke gunung lah kok pake wedges yaa... hahhahaha.., Bagusnya ada Fatah sang bodyguard kami yang mendampingi dengan setia.. wakakakkaka

Ada dua pendakian menuju lokasi, pertama menuju loket Gunung padang (lumayan juga ini jaraknya), pada lokasi ini ada jasa ojek dengan upah Rp 5.000,- tetapi sayang menurutku, karena kita melawati pemandangan yang hebat..
pendakian ke2 setelah dari loket, kali ini ada anak tangga.. ada 2 pilihan yang terjal dengan 300 anak tangga dan yang lebih landai 600 anak tangga.. pilihan kedua lah yang kami ambil.. teteep lumayaaaan, beberapa kali sempat berhenti, terutama sang princess dengan wedges nya... hihihihi

Ini perjalanan menuju loket

Mejeng dulu bentaar

sang putri sudah kecapean... xixixixi
Pendakian setelah dari loket

masih setengah jalan ni...

Sekitar pk. 12.00 tiba di lokasi... saat itu musim kemarau matahari cukup terik tetapi kesejukan tetap terasa karena kita memang benar berada di Gunung..., walaupun tidak terlihat hijau.. tetapi perjalanan menuju kesini jika musim penghujan cukup mengerikan juga...
Kekaguman yang luar biasa saat tiba di lokasi.. bukan hanya pemandangannya tetapi situs ini dipercaya terkait dengan situs piramida di mesir dikarenakan bentuknya yang mirip dengan ruang didalamnya, serta usia "Piramida" Gunung Padang diperkirakan 4.700 - 10.900 thn SM, bandingkan dengan piramida Giza di Mesir yang hanya 2.500 SM (sumber: wikipedia). Teringat saat kunjungan ke Candi Sukuh dan Cetho di Solo yang terkait juga dengan "piramida"...  semakin yakin bahwa Indonesia memiliki pengaruh kuat dalam sejarah budaya dunia....

Tidak hanya keterkaitan dengan "piramida" tetapi tumpukan yang keliatan seperti kayu itu, mengandung logam, pada saat kita ketuk akan ada bunyi dentingan seberti logam..artinya situs megalitikum ini sudah cukup maju.... masih banyak yang perlu dikaji oleh pakar sejarah kita tentang situs ini.., sehingga kita semakin bangga menjadi warga Indonesia....



Berkeliling, mengobrol dengan para penjaga setempat dan menikmati pemandangan menjadi hal yang menyenangkan serta berlimpah syukur karena kami diberi kesempatan untuk menikmatinya... betapa hebat dan Indahnya bumi Indonesia...




Istirahat sebentar sambil ngemil cukup membuat sang pemakai wedges meraya nyaman kembali... heheheh.., karena setelah ini kami akan turun gunung untuk melanjutkan perjalanan kembali...

Proses turun gunung lumayan lebih cepat, yaa namanya juga turun,,.. heheheh. setiba di lokasi parkir mobil kami istirahat untuk shalat dan makan siang... jangan kawatir tempat makan dan shalat tersedia.. harga makanan pun relatif cukup murah disini.., dan suasana makan ala pedesaan terasa sambil bisa selonjor kaki... ^_^

istirahat.....

Setelah kenyang, kewajiban juga ditunaikan lanjut menuju curug Cikondang... Perjalanan nyaris tak berujung... hihihih
Jarak dari situs gunung padang menurut keterangan setembat antara 5-7 KM (maklum beda-beda).., ya paling tidak tidak mencapai 30 KM.. "sepertinya sebentar nih" sepertinyaaaaa.... -__-

Mengikuti petunjuk lah kami..., melewati pohon teh, terus mendaki makin sepi jalanan... kemudian jalanan berbatu.., (Alhamdulillah bukan salah satu dari kami yang nyetir) jika tidak ahli bisa pecah ban ditengah.. horoooor banget ini perjalanan.., mau puter balik juga tidak bisa., yang ditanya udah nggak ada... hmmm, tiba-tiba kami jadi hening penuh doa... sampai ada pengendara motor yang baik sekali mau mengantar kami,...
Tibalah di lokasi... sekitar pk. 16.00 dan tetap harus mendaki lagi, heheheh tetapi tidak separah ke Gunung Padang...


belagu dulu ah udah smpe...
sang photograper...



Alam selalu indah dipandang mata bagaimanapun rupanya.., manjakan lah mata dengan keindahan yang telah diciptakan Allah, maka kedamaianpun akan terasa... Luar biasa memang Indonesia..
Puas dengan kesejukan air terjun saat untuk kembali ke Jakarta lagi... Alhamdulillah ada jalan singkat menuju kota Cianjur dari Cikondang ini, sehingga tidak harus melewati jalanan horor lagi...

Bahagia, puas, dan bersyukur bisa melewati perjalanan dengan teman-teman terbaik, teman yang menjadi putri Rinas, teman yang menjadi bodyguard merangkap juru foto Fatah dan teman yang setipe Rizka.... juga diver penuh senyum pak Alim.
Bahagia adalah saat dimana kita bisa bersyukur, menikmati apa yang ada sekalipun masih di Bumi Indonesia... Alhamdulillah ^_^

Menikmati dan kembali pulang

Rabu, 20 Juli 2016

Duka-ku Saat Ini....

Teknologi cepaat sekali berkembang.., cepaat dan terus berkembang...
Kali ini media yang kita sebut social ini menjadi segalanya.., saat kita membuka komputer/ Hp maka itulah yang menjadi dunia kita.. 

Bahkan mungkin tanpa sadar kita diperbudak oleh dunia tersebut. Dimana segala informasi dijual, dunia yang dipenuhi dengan kepentingan pribadi, pencitraan dan promosi diri. Dimana kita memberikan bagian terbaik kita tanpa menggunakan perasaan. 
Saat itu kita merasa paling berbahagia ketika berbagi pengalaman, terkadang membanggakan diri dan mengharapkan pujian. Ada rangkaian kata hingga terlihat hidup kita indah... 
Mungkin tidak semuanya seperti ini,... tapi kita pernah mengalami fase ini bukan..??

Seiring berjalannya waktu, media social pun terus berkembang dengan berbagai versi.. ragam macamnya.. dapat dipastikan setiap kita tidak mungkin memiliki satu media saja. Sungguh salut dengan orang yang memiliki semua jenis sosial media.., tak terbayangkan mengelolanya.. :) 
Fungsi social media ini pun terus bertambah tidak hanya sekedar rangkaian kata, tapi foto, video dan file hingga segala berita dapat saling berbagi...

Kemajuan yang sangat positif, jika kita bisa memanfaatkannya secara positif... tetapi apakah bisa selalu positif.., terkadang tanpa sadar kita menerima begitu saja informasi tanpa mengkajinya, kita sangat mudah untuk mencaci dan berkomentar terhadap informasi yang masuk.. kita menjadi bebas untuk berkata kasar, menjadi bebas untuk menghina... 
hingga lupa bahwa kita manusia yang beradab.., lupa bahwa kita pernah belajar untuk selalu kritis terhadap apapun.... lupa bahwa kedalaman agama kita bukanlah dari mendukung informasi yang terkesan "agamis", tetapi kedalaman agama kita saat kita memiliki akhlak yang baik...

Rasulullah saw, sebelum diangkat menjadi Rasul ia adalah pribadi yang memiliki karakter yang luar biasa, bagaimana beliau bermasyarakat, bersikap tak ada cela... sehingga pantaslah ia menjadi Rasul..
Al-Quran yang kita akui sebagai petunjuk juga mengajarkan bagaimana memiliki moral...

Inilah duka-ku..., saatku mulai kembali aktif di sosial media, saatku mulai mendapatkan beberapa manfaat dari sosial media, saat itupula aku berduka... 
Duka saat teman bisa menggunakan kata-kata kasar dalam berkomentar, duka saat teman berbagi informasi yang tidak jelas sumbernya, duka saat teman mendukung pendapat tertentu dan menghujat pendapat lain, duka saat teman berdebat persoalan tanpa didasari ilmu, dan yang paling dalam... duka saat teman dikuasai oleh media tanpa sadar bahwa selama ini media dikuasai oleh sebuah kepentingan besar..., kepentingan besar yang dapat mempengaruhi pikiran kita, pendapat kita yang terkesan objektif tetapi tidak, sehingga kelakuan kita pun berubah....  Berubah menjadikan informasi dalil dalam bersikap.... :(