Bodoh,
kata yang tepat untukku. Begitu bodohnya aku dapat melakukan semuanya, sehingga
hanya keinginan dan ambisi tanpa ruh yang kukerjakan. Kebanggan, kesombongan
dan kepuasan akan diri yang dipancarkan dengan topeng prestasi., kemanakah
hatiku saat itu..??
Dungu,
itulah aku. Mencari dan berharap manusia mengakui eksistensiku, sehingga
tersadar ataupun tidak setiap langkah dipersembahkan
untuk manusia dengan topeng kualitas dan kinerja. Tak bekerjakah hatiku saat
itu…??
Idiot,
selalu tepat untuku. Mencari cinta hanya untuk memuaskan kebutuhan jiwa yang
semu dengan topeng kasih sayang dan kepedulian. Rusakkah sudah hati ini..??
Hati
ini bukan tak ada, tapi ia tak pernah ku gunakan
Hati
ini bukan tak bekerja, tapi ia tak pernah terlatih
Maka,
rusaklah hati ini
Tumpul
lah ia, kehilangan ketajamanannya
Tak
bisa lagi ia menembus kesejatian
Bersusah
payah aku mencoba menggunakannya,
Tapi
karat sudah menumpuk dan menggerogotinya
Ku
coba mengasahnya lagi
Tapi
alat pengasah pun menyerah
Aku
tak bisa menggantinya dengan yang baru
Karna
ia hanya ada satu
Ooh
Allaah… Mungkinkan Engkau mendaur ulang hatiku ini
Karna
aku sungguh begitu lemah untuk memperbaikinya
Tak
mengapa, ia tak setajam saat pertama Engkau berikan
Setidaknya
ia bisa menyayat-nyayat wajah indah dunia di dalam akal dan jiwaku