Senin, 01 Agustus 2016

Akhlak.., hilangkah dari kita.??

Esensi sebuah keberagamaan adalah Akhlak,
jika kau ingin mengetahui bagaimana agamanya, maka lihatlah akhlaknya.., 

Jika merujuk pada teladan kita, Rasulullah diangkat menjadi Rasul pada usia 40.. 
Beliau tinggal di Makkah, masyarakat sudah mengenalnya, tak pernah ada pembahasan Islam sebelum usianya 40, Ia bermasyarakat, berbisnis, bertetangga, berteman, berkumpul, berbicara seperti layaknya kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Selama 40 tahun masyarakat mengetahui Muhammad adalah "si" jujur dan terpercaya. Belum ada yang menerima julukan tersebut kecuali Muhammad.

Bukankah ini menjadi langkah pertama kita sebagai Umat???
Kita menunjukan karakter Rasulullah jujur dan terpercaya kepada seluruh dunia, sehingga siapapun yang berfikir tentang muslim, ialah orang yang jujur dan terpercaya.
Kondisi saat ini bisa dibilang buruk, hingga tidak ada rasa percaya satu sama lain. Kita dengan mudah berbohong, berbuat curang setiap ada kesempatan. Lalu dengan mudahnya kita bicara soal Islam, agama Muhammad Rasulullah, dakwah Islam, syariah....

Tunggu dulu kawan..., selama 40 tahun Rasulullah tunjukan semuanya lewat akhlaknya., bagaimana beliau bersikap. bukankah begini Muslim seharusnya..? Karna kita duta besar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam..
Tundalah dulu berbicara syariah, saat kita masih sering telat datang kantor
Tundalah dulu berbicara dakwah, saat kita masih lupa memenuhi janji, lupa apa yang pernah terucap
Jika dalam hal kecil saja kita tidak bisa jujur, sudah dapat dipastikan begitu juga dalam hal besar..
Tidak jujur dalam hal besar, maka kita tidak bisa bertanggungjawab dalam hal apapun.., sedangkan kelak kita dimintakan pertanggungjwaban selama di dunia..

Kita baru berbicara dua akhlak Rasul dari begitu banyak akhlak beliau, sampai hal terkecil seperti saat mendengar namanya dipanggil maka berbalik juga lah seluruh tubuhnya., Beliau tidak pernah memberikan julukan buruk..., bahkan saat seorang non-Islam buang air di masjid dan para sahabat begitu marahnya, tapi Rasul meminta menahan hingga seorang tersebut menyelesaikan kemudian diberitahu dengan cara baik-baik..
Rasulullah bukan orang yang keji dan kasar, tidak suka melaknat dan tidak suka mencaci. Rasul pun bersabda "Sesungguhnya orang-orang terbaik diantara kalian adalah orang-orang yang paling baik pekertinya. Karena Rasul diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.

Belum lagi Al-Quran, yang sangat amat bangga kita sebut pedoman hidup.. betapa banyak pembahasan akhlak didalamnya, tak perlu jauh masuk kedalam.. contoh yang cukup familiar adalah kisah Adam AS.. Begitu arogannya Iblis merasa lebih baik.., bukankah kita terkadang juga mengalami hal itu???

Saat ada yang mengkritik, apa reaksi pertama kita...???
Sebaliknya, begitu mudahnya kita mengkritik tanpa simpatik.. seakan isi kritik kita baik..??
Saat saran kita tidak dipergunakan dalam sebuah keputusan...???
Begitu mudahnya kita mencaci dan melaknat..?

Seringkah kita merasa lebih baik dari yang lain, sehingga tanpa sadar ada olokan yang kita lakukan walaupun hanya sebuah pandangan...

Segala bentuk keimanan tidak terlepas dari tuntunan Akhlak...
Benarkah kita Muslim yang menggunakan Al-Qur'an pada setiap langkah dan mencintai Rasulullah?
Pernahkah kita evaluasi sisi itu...??
Kemanakah akhlak Qur'an kita...?? Kemanakah akhlak Rasul saat shalawat terus terucap..??
kemanakah Akhlak itu..?? Hilangkah....??

Semoga Allah terus membimbing kita untuk memiliki Akhlak Qur'an sebagaimana Rasulullah, sehingga kelak kita berkumpul di Jannah bersama Rasulullah. Amiien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar