Selasa, 09 Desember 2014

Si "Hitam", Kucingku yang Sensitif Telah Pergi...



Kucing selalu menjadi bagian dari keluarga kami, saya dan keluarga saya selalu menyukai kucing.., apapun jenisnya. Hanya saja yang kami pelihara kucing- kucing liar yang datang... khusus untuk yang datang, karena pasti yang datang ke rumah itu butuh pertolongan, entah sakit atau lapar.. karena saya dan keluarga cukup baik hati... hehe jadi kami selalu ada saja kucing liar yang dirawat, disamping kalau kucing non lokal biaya hidup dan perawatannya mahal (alasan utama).. 

Entah sudah berapa jumlahnya, ada yang betah dirumah.. ada yang tetap liar. Cuma datang kalau jam makan saja, seakan dia memberikan saham untuk modal kepada kami... 
Bagaimanapun juga saya selalu suka kucing. Kucing yang saya ceritakan disini adalah si “hitam”... kucing yang paling lama bersama kami sampai akhir hayatnya.. hiks

Sekitar kurang lebih sekitar 13 tahun hitam menemani keluarga kami, saat itu saya sering melihat dua ekor kucing kecil berlari lari di jalan depan rumah.. lincah dan lucu –lucu, ingin ambil jadi peliharaan tapi tidak boleh, karena sudah ada dua kucing kami pada saat itu...
Tetapi dalam keluarga kami pantang mengusir kucing yang datang ke rumah minta makan,, jadi dua ekor kucing itu seperti memahami saya ingin memeliharanya. Tiba –tiba mereka dataaang terus minta makan, dan kami berikan sampai menjadi kucing peliharaan kami.


Saya beri nama “Hitam”, karena warna bulu dominan hitam.... yang ke2 diberi nama kakakku “pipi”. Entah kenapa diberi nama pipi, mungkin terispirasi dari anang yang dipanggil pipi oleh anak-anaknya.. nyambung ga??

Item dan pipi kelihatan selalu ceria dan berlari –larian berdua sampai panjat pohon mangga di rumah..., tersadar beberapa hari kalau si item tidak pernah mengeluarkan suara, dan selalu tenang menungu makanannya dibuat, sementara pipi agresif seperti kucing kelaparan. Dua pribadi yang berbeda... Sampai akhirnya mamaku mengetahui bahwa item pernah dilukai bagian paha luar nya oleh manusia dengan bacokan yang cukup dalam karena mencuri ikan.... jahat bangeeet!

Sejak saat itu, item lebih terlihat pendiam dan tak pernah bertindak agresif.. bahkan kalau dia melakukan hal yang merusak, sperti menajamkan kuku di kursi atau tidur di sofa dalam keadaan kotor dan kami memperingatkan dengan telunjuk saja dia sudah faham kalau hal itu tidak boleh.. Kalau makan selalu  sedikit, mungkin dia ingin menjaga berat badannya... heheh

Malangnya nasib si hitam, membuat kami menyayanginya. 

Tujuh tahun berlalu.. pipi kembali liar dan jarang pulang.. malah tak pernah pulang, dia lebih memilih kehidupan jalanan (drama bingiit yaa..), dua kucing lainnya pun demikian. Sehingga tinggal hitam lah yang tetap berada dirumah.. menjadi kucing manis yang jarang mengeong, kalau lapar mau makan hanya memandang mata saya teruuuus tanpa kedipan, tak pernah berantem dengan kucing liar lainnya, merawat tubuhnya,,, dan tiduuuuuur aja. 


Sampai akhirnya kami pindah rumah..
Pada saat mama saya packing terakhir, item menatap penuh makna... dan akhirnya dibawa serta dia ke rumah baru kami, nuruut saja.., diam. Sampai rumah saya gendong dan berkeliling memperhatikan rumah baru... tampak bingung terlihat... 

Kesokan harinya dia pergi hingga 4 hari, ga ngerti juga kemana mungkin mau kembali ke rumah lama atau hanya mengamati daerah setempat...
Saat kembali pulang lagi sekitar jam 1 malam, suara mengeong nya yang nyaring membangunkan saya dari tidur cantik... yeaaa Hitam kembali pulang... Sejak saat itu hitam mulai mengeluarkan suara.. bahkan suara yang berbeda-beda..., mau bermanja2  tetapi tetap sensitif. Kesukaannya adalah tidur di tempat tidur springbed, tapi dengan telunjuk saya dan berkata eeh..., dia pasti turun. Selain itu dia suka sekali nangkring dipinggir Balkon sambil memandangi jalanan....



Empat tahun berjalan di rumah baru item tampak jiwa liarnya, traumanya seperti ditinggalkan bersama rumah terdahulu....  jadi suka berantem dan mulai kotor karena sibuk jalan jalaaaan aja.. tubuhnya yang tidak pernah gemuk jadi kencang karna sering jalan –jalan... 

Tiba –tiba disaat hitam sibuk dengan rutinitasnya, datanglah kucing baru berwarna kuning, yang tampak sakit dan duduk terus didepan rumah.. setiap malam sering merintih. Karena tak tega akhirnya kami pelihara dia dengan nama “Ucrit” karena tampak kecil seperti unyil..
Kehadiran ucrit awalnya tidak disuka oleh item.. dia marah. Tidak mau makan di rumah, bahkan langsung pergi setelah melihat ucrit.. ternyata kucing ada rasa cemburu juga yaa....

Lambat laun.. hitam bisa menerima kehadiran ucrit, bahkan kalau makanannya diambil ucrit juga diserahkan.. item memang baik seperti saya... heheh. Tetapi dia tetapi menunjukan kekuasaaannya bahwa dia lebih senior, setiap kali mau diberi makan, dia akan naik ketempat paling tinggi, entah di atas lemari atau di atas meja.. tidak mau ikut merengek di bawah... item iteem

Seiring berjalannnya waktu, mungkin karena usia juga... item yang jadi suka berantem luka dibagian bawah mulutnya.., tetapi tidak pernah mengurangi hoby nya yang suka jalan jalan ini sakit.. kurang lebih dua bulan ia batuk dan muntah, walupun masih tetap makan tapi badannya makin lama makin  terlihat lemah, aktivitas jalannya dikurangi dan lebih sering di rumah tidur.. sedihnya liat hitam begitu ... :(

Hitam makin tak bernafsu untuk makan , dia hanya ingin tidur dan minum...  kami sudah berfikir dia akan mati sebentar lagi....  Di pagi hari sebelum dia mati.. dia menyapa dengan rintihan kecil dan dengan gerakan yang lamban menghampiri.. tak sanggup liatnya..., sempat mengelus sebentar lalu saya harus berangkat ke kantor. Pada siang hari mama menelpon kalau Item sudah mati... huaaa sediiih nyaaa...

Bukan kali pertama saya mengalami kucing yang matih, si putih kucingku waktu masa –masa SMA juga mati diusia 2,5 tahun.. rasa sedih juga terasa.. tetapi hitam yang sudah lebih dari sepuluh tahun bersama keluarga, dari yang datang dengan trauma sampai jiwa liarnya keluar kembali telah pergi...

Hitam yang sensitif..., yang serti tau bahasa manusia, telah meninggalakan saya ... Rindu terdalam saya untukmu tem....




2 komentar:

  1. hehehe yg sabar ya.. dirumah saya juga sudah 3 kali kucing kesayangan saya mati. salam sesama pencinta kucing

    BalasHapus