Salah satu kota yang selalu ingin saya kunjungi adalah
Makassar, daya tariknya membuat saya ingin berkunjung kesana... Kota yang
melahirkan banyak pengusaha Nasional yang juga membangun kotanya sendiri sehingga,
Makassar cukup maju dibanding propinsi Sulawesi lainnya..
Sebelum berangkat ke Makasar, berbagai informasi dari
internet saya kumpulkan supaya perjalanan efektif dan efisien. Setelah tempat mana saja yang ingin
dikunjungi dan menghitung berapa budgetnya, akhirnya saya putuskan berangkat
bersama teman kantor. Beruntung kami memiliki teman di Makasar jadi untuk
urusan akomodasi dan hotel sudah berees... bisa hemat pulaa.. hehe
Pesawat Citilink kami gunakan untuk mengantar ke Makasar,
dengan pesawat jam 05.55 pagi sampai di Makasar 09.25 WITA. Salah satu kesukaan
saya mengunakan citilink adalah tepat waktu, kalaupun meleset tidak akan lama.
Tiba di Makasar, kami disambut dengan bandara Ujung Pandang
yang cukup bagus.. tanda kota yang sudah cukup maju..
Inilah keuntungan memiliki koneksi di tempat yang ingin
dikunjungi, jadi kami langsung dijemput dan diantar kemanapun kami mau... dan
perjalanan pun dimulai.. Cihuuuuyy.
Kemajuan kota Makasar sudah terlihat bukan hanya di
bandaranya yang berlokasi di Maros, tetapi perjalanan menuju Kota dan Bandara
Ujung Pandang langsung dapat melalui TOL, layaknya kita Jakarta.. Bagusnya Tol
nya lancaaaaaaaar... bedanya dengan Jakarta...
Tol ini dikelola pihak swasta BOSOWA yang memang perusahaan
swasta milik putra Makasar yang cukup menguasai daerahnya..
Rute pertama adalah menikmati sarapan makanan khas, yang
sangat terkenal yaitu COTO MAKASSAR.., disinilah kami bertemu teman-teman saya
yang akan menemani berjalan-jalan..
Makan coto Makasar di resto yang bernama Coto Nusantara
sungguh menggungah selera makan saya, mungkin juga karna lapar...., maklum
dipesawat kan tidak dapat makanan.. hehhe
Restonya tidak mewah, tetapi kualitas makanannya mewah...
wuenaaak tenan lah.
Karena kebetulan teman kami memang bekerja di salah satu
bagian group BOSOWA, yaitu di Yayasannya bagian sekolahnya.. setelah sarapan
kami mampir ke sekolah internasional milik bosowa dan Universitas 45 yang sudah
dimiliki juga..
Lobi Sekolah Bosowa |
Selesai berkunjung, saatnya makaaan, memang di
daerah manapun wisata kuliner itu wajib, setiap daerah punya cita rasa
tersendiri. Kali ini kami menikamati menu laut... yummiii bgt, saya lupa nama
ikannya apa, tapi besar-besar.. dagingnya tebaaal... begitu juga cuminya..
mantabb. Resto Lae lae, yang ramai itulah tempat kami makan...
Sambil menunggu mobil jemputan, kami sempatkan chekin hotel.
Kebetulan sekali hotelnya dekat dengan tempat makan jadi cukup dengan jalan
kaki. Hotel Aryaduta, hotel lama nan megah dengan posisi tepat di depan pantai
Losari, dan beruntungnya saya kamar kami pun memiliki view pantai tersebut...
istirahat yang menyenangkan.. ^_^
Waktu terus bergerak ke sore hari, tetapi matahari di
Makasar tampak tidak pernah berhenti menyinari kota.. Teriknya itu membuat kami
memutuskan untuk berkeliling kota Makasar dulu.. lokasi pertama Benteng FORT
ROTERDAM
Depan Benteng |
Bnetuknya seperti penyuu kaan..?? |
Masuk museum berharap dipandu atau dapat brosur gituuuu...
ternyata tetap harapanku na’as.. -_- masuklah kami ber2 ke dalam museum yang
sepi dan tak berpenghuni itu.. koleksi museum yang sangat menarik ini sangat
disayangkan seperti tidak diperdulikan, memang ada CCTV tapi tak ada yang
melihat CCTV itu, sangat mudah untuk dicuri.. ya wajar kalau peninnggalan
sejarah Indonesia suka berada di negara lain..
Museum
pertama bercerita tentang sejarah kerajaan Gowa – Tallo dan masuknya Islam di
Makasar, sedangkan museum kedua bercerita tentang zaman prasejarah bagaimana
dulu mereka mendapatkan makanan dan alat2nya...
koleksi museum ini beragam sekali dari mulai bendera kerajaannya, kain, rumah-rumah adat, ritual ritualnya... Karena memang di sulawesi banyak ditemukan situs2 prasejarah. Memori saya langsung muncul teringat masa
belajar sejarah tingkat SMP/ SMA yang selalu mengantuk mendengarkannya.. Padahal sejarah sangat menarik kalau
dikenalkan dengan cara menarik (*nyalain guru)
Toraja masa lalu hingga saat ini |
Bendera kerajaan Gowa-Tallo |
Sebagian isi Museum yang sepi ini |
Ada yang
menarik ketika saya temukan bagaimana para nelayan zaman duluuuuuu menangkap
ikan, yaitu membuat rumah ikan yang pernah saya temukan banyak sekali di pantai
angsana (baca: wisata pantai angsana, kalsel)..
keren ya, sampai sekarang masih efektif dan tidak merusak biota laut
jugaa
keren ya, masih ada smpe sekarang |
Ya
begitulah sebagain isi museum ini..., menarik tetapi ditinggalkan...
Selesai
dari museum berkeliling ke benteng-benteng yang lain, saat berkeliling kami
menemukan petunjuk perpustakaan, berharap mendapatkan brosur atau keterangan
tentang benteng ini yang dapat di baca.., sempat bertanya kepada salah seorang
petugas yang ada di salah satu bangunan (benteng ini sebagian besar bangunannya
dipakai perkantoran pemerintahaan). Tapi tak juga saya temukan dimana
perpustakaan itu.., malah yang ada
tumpukan kayu-kayu bekas, meja tenis dengan tumpukan lainnya.. kotor juga..
belum lagi tembok yang dicorat coret penuuuh.. hiks hiks sedih liatnya..
sepanjang tembok bagian belakang atas pojok dicorat coret gini ni |
Letih
mencari perpustakaan yang tak kunjung ketemu, akhirnya kami keluar dari benteng
dan menuju tempat selanjutnya...,
Kebetulan
teman kami yang di Makasar bukan penggemar wisata sejarah seperti saya, tetapi
menyukai pantai.. dibawahlah kami ke pantai gapura.. pantai ini dekat dengan
Fort Rotterdam, bisa jalan kaki juga.. Entah kenapa dinamakan pantai gapura,
mungkin karena pintu masuknya harus memalui resort gapura dulu.. Yup, unik ya.. jadi kalau mau ke pantai ini
harus masuk ke Resortnya dulu tetapi tidak berbayar, jadi bisa jadi memang nama
itu memang dibuat oleh resort tersebut.
Uniknya
pantai di kota makasar, kita tidak menikmati pasir lautnya, karena sudah
dibangun pantai tersebut dengan bangunan, sperti juga pantai gapura ini. Resort
yang dibangun diatas pantai ini memberikan sensasi berbeda, seperti kita
menginap di atas laut, dan deru ombaknya keliatan kencang..
Resort Gapura |
Menunggu sunset yang belum datang |
Tik tok
tik tok... lama menunggu sunsite yang tak kunjung datang (ya iyalah masih jam 5
sore kita disana) akhirnya saya putuskan untuk ke Benteng Somba Opu. Lucunya
kata teman saya yang tinggal disana itu jauuuh bisa mencapai 1 jam.., tapi pas
kami tetap pergi.... ternyataaa dekat, bahkan tidak sampai 30 menit... haddeeeh
kayaknya dia hanya malas jalan kaki nya ketika di lokasi nanti, maklum Makassar
cukup panas juga.
Sampai
di Benteng tersebut, dapat kita masuki tanpa berbayar berisi rumah adat suku -
suku yang ada di Sulasewi, layaknya taman mini nya indonesia di Jakarta amat
sangat tidak terawat... daun yang kering berguguran bertumpuk, sampah – sampah
makanan berserakan, bahkaaan rumah – rumah adat tersebut ditinggali oleh tuna
wisma jadi kita tidak bisa masuk ke dalam rumah adat tersebut. Selain itu juga
ada jemuran jugaa dan anjing peliharaan
mereka yang berkeliaran.. kendaraan
bermotor berseliweran dengan kencang di area benteng ini, jadi ngeri juga pas
jalan-jalan.. waduh waduh.....
Padahal
ini aset wisata berharga..., kita cukup ke Benteng Somba Opu untuk melihat
rumah adat dan bisa masuk ke dalamnya untuk menikmati suasana di adat setempat.
Di lokasi ini pun terdapat air sungai besar layaknya bendungan yang cukup indah
untuk dinikmati.., dijaga yuuk daeng..
Salah satu rumah Adat |
disamping rumah adat ada jemuran iniiii... |
Sungai di Somba Opu |
Foto sambil ketakutan di gugukin Anjing dari belakang |
Dari
Somba Opu kami kembali ke hotel, untuk beristirahat dan membersihkan diri..
teman saya pun pulang ke rumahnya... tapi perjalanan hari pertama belum selsai.
Saya berdua dengan teman saya selesai membersihkan diri kembali jalan lagi..
menelusuri depan hotel yang sambil mencari kuliner yang pas.. Kali ini kami
mencoba desert yang cukup terkenal di antero Jakarta bahkan sempat membuming
dimana-mana ada.. yaituuu Es Pisang Ijo...., Pesanan kami satu es pisang ijo,
satu Es Palu Butung yang ternyata sama aja kayak es pisang ijo Cuma pisangnya
tidak dibalut si hijau... serta satu mangkuk bakso (*baksonya unik). Kenapa
satu porsi semua, karna porsinya disini tuuh supeeeeer besaaaar...
Kenyang
makan yang segar –segar, saat nya jalan di pantai losari..
Pantainya
penuuuuh manusia dan aneka jualan baik mainan maupun makanan, spertinya warga
disini menghabiskan waktunya di Losari.. , Cuma ya penyakiit dimana-mana ituuu
adalah membuang sampahnya semaunyaa aja.. di lautnya juga dibuang.. huft, suseh
ye buang pada tempatnya,, tapi memang seputaran pinggir losari tidak ada tempat
sampah jugaa, yang ada Cuma besi pengait untuk tempat sampah yang diisi dengan
plastik... ada keunikan yang menjadi daya tarik wisatawan juga yaitu
dibangunnya masjid terapung disini seperti di Saudi Arabiah – Jeddah. Masjid
yang dibangun diatas air ini, cukup nyaman dan bersih.. Untuk beribadah dan
sekedar beristirahat sejenak membuat suasana hati lebih nyaman dan tenang.. karena kunjungan kami pada saat musim kemarau maka airnya surut, tetapi pada saat pasang tampang seperti mengapung di air...
Masjid terapung tampak Malam |
ni dia ni di siang hari |
Saat
kembali ke hotel disepanjang jalan depan hotel berjejer Jajanan Pisang Eppe,
spsertinya makassar memang cinta dengan pisang, jananannya banyak tema pisang..
Pisang Eppe ini pisang yang dibakar setengah matang kemudian dipipihkan dengan
alat lalu diberi berbagai rasa.. Rasa yang diawarkan adalah coklat, keju,
kelapa dan duren... karna saya berdua saya memilih dua, rasa duren dan rasa
kelapa.. Cuma ya hanya pilihan saja, karna duren dan kelapa nya tidak ada yang
ada Cuma coklat dan keju.. ya terpaksa deh pilih dua rasa itu. Apapun pilihan
rasamu, semuanya pasti ditambahkan coklat.. hmmmm, cukup enak sebenarnya hanya
saja kami masih agak kenyang dan rasa yang diinginkan tidak ada...
Perut
yang penuh ini meminta kembali lagi ke hotel untuk istirahat dan tidur, Pantai
Losari pun mulai ringan bebannya dengan berkurang jumlah manusia yang ada
disana...
Hari
pertama di Makasar cukup membuatku cepat tidur dan beristirahat dengan
cantiknya untuk menyiapkan anggenda keesokan harinya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar