Rabu, 03 Juni 2015

Solo, dari kota damai menuju kota Pelajar Yogyakarta (Part II)


Nah ini part terakhir cerita perjalanku dari Solo menuju Yogya bersama teman, lama banget yaa nulisnya... maklum sibuk (klasik)

Mejeng sebentar laah....

Pagi kedua di Solo… Huaam walau masih sedikit letih setelah keliling sebelumnya., tapi semangat tidak pudar..
Hari kedua ini keliling kota Solo tujuannya.., Kota mungil yang rapih ini identik dengan kratonnya.., tapi sebelumnya perut perlu disi dulu…. pilihan yang sudah terbayaang saat itu ada Timlo yang ada sosisnnya..
Pikiranku salah total mendengar timlo dan sosis ini. Pertama; makan timlo.. ‘pikiranku kita akan makan direstoran milik timlo group music parodi’ kedua; ‘Sosis, ga menarik buat aku sarapan dengan sosis.. sangat tidak berselera’

multi iklan...

Daaaaan ternyataaaa.. Timlo adalah nama makanan khas Solo.. mirip sup berisi hati ampla, telur dan sosis… Sosis ini bukan sosis yang umum dikenal, tetapi sejenis risol… halah halaaa.h. kenapa namanya sosis sih??? Ga ada mirip miripnya juga…. Mmmm… ‘thingking’
Tetapi Timlo ini wuenaak banget deh, segaar dan mengenyangkan.. cukup untuk tenaga menuju ke Yogya…

Kraton…., 
hanya ada di Jawa khususnya Jawa tengah,,.. Solo memang mendamaikan… Kami tidak masuk kraton karena memang bukan bagian tujuan kami, hanya berada dipintu depan sambil melihat-lihat betapa hebatnya para abdi disini.. mereka tinggal dilingkungan kraton yang sederhana dan mengapdikan seluruh waktunya untuk Kraton dengan ikhlas dan bahagia.

Kraton di pagi hari


depan kraton


Sebentar saja di kraton, lalu kami singgah sejenak di Masjid dengan design jawa sekali, tapi lupa nama masjidnya apa.. heheh (maklum kelamaan nulisnya) untuk shalat dhuha..

Masjid

Setelah hati lebih tenang dengan shalat perjalanan dilanjutkan menuju candi Prambanan
Siapa yang tidak tahu Candi prambanan..? Candi yang cukup terkenal ini juga berdekatan dengan Kraton Ratu Boko… Ada yang pernah dengar??

Jika mampir ke prambanan, pilih paket sekalian ke Ratu Bokonya… Tempatnya lebih mendaki dari Prambanan.. disediakan mobil yang mengantar ke lokasi.

Berbeda dengan Candi kebanyakan.., Ratu Boko ini disebut dengan Kraton..  ya iya sih.. emang bukan Candi juga… hehhe


Layaknya kraton, Ratu Boko ini luas sekali.. hanya saja bentuknya bukan lagi kraton.. tinggal tumpukan batu-batu…
untuk menuju ke Kraton setelah diantar mobil, kita perlu mendaki lagi menuju pintu utama.. 
Gerbang Ratu Boko sangat unik dan menarik sekali.. Aku baru sadar kalau ternyata iklan tentang pariwisata Indonesia ini biasanya diambil dari gerbang Ratu boko saat sunset.. memang Indaah dan pass… hanya saja saat tiba disini masih jam 11 siang…

Gerbang utama
tampak samping


Berjalan berkeliling membutuhkan energi juga, Bangunan Ratu Boko ini menanjak.. dan terus mendaki untuk sampai pada penghujungnya… luas cuaca yang terik cukup membuat dahaga… tetapi akan banyak keunikan yang kita temui.. kita akan menyadari betapa megah dan luasnya kraton ini, pikiran saya saat itu.. jika sang Raja ingin memanggil putrinya maka dia akan menyuruh pelayan untuk memberikatahukan, karna bisa sampai beberapa kilometer jaraknya bisa membutuhkan waktu 30menit sampai sang putri bisa ke Raja...

dalam kraton

salah satu bangunannya

tempat mandi khusus

komp. pemandian dengan kolam kolam kecil


goa tempat penghuni kraton semedi

 
view dari kraton boko
Kraton Ratu Boko yang sudah menjadi cagar budaya ini, sangat disayangkan tidak dikelola dengan baik.. sepanjang kami mengelilingi kraton ini tidak ditemukan penjagaan, bahkan masyarakat setempat pun dapat keluar masuk

ada yang mandi jg disini -___-"

Sekelumit peninggalan Kraton Ratu Boko yang sangat mengagumkan membuat catatan tersendiri buat saya. Kemudian kami menuju Prambanan…, dimanapun juga Candi yang ada di Indonesia selalu membuatku berfikir betapa hebatnya masa itu, bangunan memiliki nilai artistik yang mengagumkan dan tidak bisa ditiru… Betapa berbudaya dan cerdasnya pasti pada masa itu walaupun teknologi tidak secanggih saat ini..

dua sejoli


merumput



Pesona keindahan Prambanan membuat kami betah memandangi semua bagiannya.. sampai kami tak bisa lagi menuju Borobudur dihari yang sama… Pada saat tiba di Borobudur, pintu gerbang sudah tertutup, yam mau gimana lagi… Tetapi inilah sesuatu bisa menjadi lebih baik, saat itu ada informan yang memberitahukan bahwa ada tempat untuk melihat sunrise dengan latar Borobudur dan Gunung Merapi… "Petuk Setumbu".., tempat favorite para wisatawan melihat pemandangan sunrise Indah..

borobudur tutup, numpang shalat aja deh :)

Untuk menuju ke Petuk Setumbu, kami harus berangkat jam 3 pagi dari Hotel, sehingga jam 4 tiba di Petuk Setumbu… Perjanan memakan waktu sekitar 20 menit untuk mendaki ke tempat pemandangan Indah dari kaki Petuk Setumbu.
Tepat pukul 4, masih Gelap dan hanya beberapa bule yang ada.., kami tepat berada dipinggir langsung menghadap.. makin lama makin penuh dan padat… sayangnya udara shubuh yang segar dirusak oleh beberapa orang menunggu sunrise dengan merokok… huuuft
Saat sang Surya mulai muncul dengan malu-malu cuaca kurang mendukung,, dikarenakan musim panas kabut menutupi Budha Borobudur dan Merapi…, jadi kurang pass waktunya.. Tetapi hal ni tak membuatku menyesal, bahwa Negaraku Indonesia begitu Indah dipandang dari sudut manapun…
Ada beberapa bule yang sudah lengkap dengan kamera canggihnya mengomel-ngomel sendiri karena tidak dapat menemukan moment yang Indah… hehehhe. Mungkin untuk bangun dini hari juga perjuangan terberat dia untuk mengharapkan alam mendukung… kata Alam.. ‘baru begitu aja udah marah-marah” heheh

sampe duluan niiy




mulai ramai (abaikan saja wajah yg paling fokus ini0

Puas dengan pengalaman terunik yang ada di Borobudur ini, kami sarapan dan menuju Candi Borobudur untuk menikmati sebuah maha karya terhebat dengan relief yang banyak makna ini…
Borobudur memang salah satu keajaiban dunia yang belum ada tandingannya… kali ini aku ke Borobudur lebih kepada memperhatikan relief –relief keren yang memiliki cerita tersindiri yang hanya disimpan kepastiannya oleh mereka yang membuat…



sok mengamati



Kisah Borobudur memang tak membuatku lelah menganguminya dengan berbagai versi.. tetapi kaki ini sudah letih, minta untuk menuju ke hotel dan beristirahat sejenak…

Sekitar 2 jam beristirahat dan membersihkan diri, kami melanjutkan perjalanan ke museum yang dibuat oleh keluarga kraton..
Perjalanan menuju Museum didahului makan di resto yang unik.. yaitu jejamuran… Resto yang cukup elite ini ada dibeberapa kota di Yogyakarta.. Jadi menu yang disajikan khusus untuk vegetaritan.., karena tidak ada daging disini tetapi diganti dengan jamur.. cuma rasanya enak sekaliii… sampai sekarang pun rasanya kayak masih nempel dimemori… Karena harga yang tetap sangat terjangkau disini, menu yang kami pesan beraneka.. heheh. Apalagi ditemani live music yang bisa direqust lagunya.. Betah banget deh.. cuma habis Rp. 72.000 dengan 5 menu yang dipesan..


sang musisi

Sekitar 30 menit dari Resto tiba di museum. Museum Ulen Sentalu ini lebih eksklusif, karena hanya 10 orang yang boleh masuk pershifnya dan diiringi tour leader yang menjelaskan semua yang ada didalamnya… Harga museum ini memang cukup mahal, tetapi ini museum yang paling baik managementnya dari museum-museum manapun yang telah saya kunjungi.

Kita bisa tau semua cerita yang ada dan barang-barang apa aja disini.. hp dan kamera dilarang, jadi untuk memfoto ada tempat khususnya.. Menarik ya.. hanya saja yang kurang adalah tidak ada buku/booklet panduan yang biasanya ada ditiap museum. jadi kami tidak bisa meriview. Mungkin memang tidak boleh kali ya.. biar penasaran…

Dalam museum ini terdapat sejarah kraton Yogyakarta dan Solo.. barang-barangnya.. foto-foto keluarga bahkan sampai pakaian dan arti batik yang dipakai… Jawa memang kaya budaya.. semua simbol memiliki makna.., wajar kalau orang jawa dalam berkomunikasipun menggunakan bahasa simbol tidak to the point… heheheh nyambung ga ya..??

pintu masuk museum

nah ini temen2 yang bareng shifnya.. 10 orang


dalam museum

tempat halal foto


Sayang sekali, saat itu setelah dari ulen sentalu ingin mampir ke air terjun sri gethuk yang terkenal Indah itu tidak sempat.. karena lokasi yang berbada dan waktu yang tidak memungkinkan..

Sebelum kembali ke Hotel, kami sempatkan mampir ke gudeg yuk Jum yang terkenal itu, karena kebetulan temanku menikah dengan cucunya yuk jum jadi kan bisa dapet gratis… hehehhe  Ga gitu juga sih, karena memang mau silaturahmi juga, lagipula gudeg blm pas sama lidah saya karena saya terlalu manis untuk makan menu yang manis juga… ^_^

Membawa dua box gudeg menuju ke hotel untuk Isirahat.. cukup lelah sekali hari terakhir kami di Yogyakarta… zzzzz

Karena pesawat kami take off jam 1 siang, jadi pagi hari kami sempatkan mampir ke malioboro yang tidak terlalu jauh dari lokasi hotel untuk sekedar beli oleh-oleh..


Selesai sudah perjalanku di kota Kerajaan Solo dan Yogyakarta yang membuatku makin bersyukur terlahir di Indonesia….