Teringat kisah Hanzhalah (salah seorang juru tulis Rasul) dan
Abu Bakr.
Ketika itu Hanzhalah menyatakan dirinya munafik saat Abu Bakr
menanyakan kabar, karena ia teringat surga dan neraka saat bersama Rasul,
tetapi ketika keluar majlis sibuk dengan anak, istri dan pekerjaannya sehingga
lupa.
Abu Bakr pun merasa demikian, sehingga ia menghadap Rasul
dan menyatakan hal yang sama. Kemudian Rasul memberi saran untuk konsisten
dalam mengerjakan amalan. (riwayat lengkap bisa cek HR Muslim no. 2750)
Dikatakan juga oleh Ibnu Abi Mulaikah, bahwa ia mendapati 30
orang sahabat Nabi yang kawatir akan kemunafikan (HR. Bukhori No. 36)
Mereka adalah sahabat yang mulia tetapi kawatir ada
kemunafikan pada dirinya, lalu bagaimana dengan kita..??
Jika merujuk pada ciri orang munafik, maka Aku Munafik..
Aku pernah berbohong, Aku pun pernah mengikari janji… Tidak
hanya itu, terkadang Aku berwajah dua dengan ingin tampil baik dimata orang
lain.
Menyampaikan kebaikan kepada orang lain yang belum dapat Aku
kerjakan.
Mengaku bertuhan Allah, tetapi menggantungkan harapanku ke
makhluknya..
Mengaku Rasul adalah teladan, tp akhlakku buruk
Mengaku Al-Qur’an pedomanku, tp tetap enggan memahami lebih
dalam.
Pernah juga aku melanggar apa yang diperintahkan Allah
Yup itulah aku, Munafik..
Jika kalian tau aku sebenar-benarnya, maka niscaya kalian
akan menjauh dariku….
Jika bukan karna kasih sayang Allah menutup segala aibku,
mungkin aku sudah terasing
Tetapi, perkataan Imam Ahmad membuatku sedikit lebih tenang
Beliau pernah ditanya “Apa yang kau katakan pada orang yang
tidak kawatir dirinya munafik?” Ia menjawab “Apa ada yang merasa aman dari
sifat kemunafikan?”
Begitu juga perkataan Hasan Al-Basri
“Orang yang khawatir
terjatuh pada kemunafikan, itulah orang mukmin. Yang selalu merasa aman dari
kemunafikan, itulah senyatanya munafik.”(Jami’ul
‘Ulum wal Hikam, 2: 491).
Aku benar-benar tak tau
apakah kekawatiranku akan kemunafikan menandakan aku mukmin..? atau memang aku
benar-benar munafik..?? karna ciri kemunafikan itu merujuk padaku.
Saat ini aku hanya bisa
terus belajar dan berusaha untuk memperbaikinya.. karena sungguh aku tak tau
akan hatiku sendiri. Sudah berapa banyak noktah yg ada….
Oh Allah….
Yang Hatiku ada
digenggamanMu…
Hanya Engkaulah yang dapat
membolak-balikan Hatiku
Tetapkanlah aku pada DeenMu
Dan wafatkanlah Aku di
Masjid Nabawi, Madinah
Yang penghuninya tak pernah
tau kemunafikanku
Sehingga Aku tetap
disholatkan…