Jumat, 16 September 2016

Aku dan Hatiku

Bodoh, kata yang tepat untukku. Begitu bodohnya aku dapat melakukan semuanya, sehingga hanya keinginan dan ambisi tanpa ruh yang kukerjakan. Kebanggan, kesombongan dan kepuasan akan diri yang dipancarkan dengan topeng prestasi., kemanakah hatiku saat itu..??

Dungu, itulah aku. Mencari dan berharap manusia mengakui eksistensiku, sehingga tersadar ataupun tidak  setiap langkah dipersembahkan untuk manusia dengan topeng kualitas dan kinerja. Tak bekerjakah hatiku saat itu…??

Idiot, selalu tepat untuku. Mencari cinta hanya untuk memuaskan kebutuhan jiwa yang semu dengan topeng kasih sayang dan kepedulian. Rusakkah sudah hati ini..??

Hati ini bukan tak ada, tapi ia tak pernah ku gunakan
Hati ini bukan tak bekerja, tapi ia tak pernah terlatih
Maka, rusaklah hati ini
Tumpul lah ia, kehilangan ketajamanannya
Tak bisa lagi ia menembus kesejatian

Bersusah payah aku mencoba menggunakannya,
Tapi karat sudah menumpuk dan menggerogotinya
Ku coba mengasahnya lagi
Tapi alat pengasah pun menyerah

Aku tak bisa menggantinya dengan yang baru
Karna ia hanya ada satu

Ooh Allaah… Mungkinkan Engkau mendaur ulang hatiku ini
Karna aku sungguh begitu lemah untuk memperbaikinya

Tak mengapa, ia tak setajam saat pertama Engkau berikan
Setidaknya ia bisa menyayat-nyayat wajah indah dunia di dalam akal dan jiwaku