Indonesia adalah negara Muslim
terbesar di Dunia dan termasuk negara dengan citra religius, indikator ini
dapat dilihat pada banyaknya masyarakat muslim beribadah Umrah dan Haji....
Tentu ini adalah hal positif,
dalam muslim dikenal dengan banyaknya ragam ibadah yang bisa dilaksanakan baik
ibadah wajib maupun sunah, dan kita dapat melihat betapa banyak masyarakat
melaksanakan ibadah-ibadah tersebut..
Dalam Islam pun dikenal tiga
macam hubungan; hubungan dengan Allah,
hubungan dengan sesama, dan hubungan dengan Alam..., hubungan dengan Allah
adalah dengan melakukan ritual ibadah, hubungan dengan sesama bagaimana kita
berbuat baik, saling tolong melong dan bermanfaat dan perilaku sejinis
lainnya.. sedangkan hubungan dengan Alam, juga terkait dengan perilaku kita
terhadap alam, dan mahluk hidup lainya menjaga dan melastarikannya.
Saya bukan orang yang ahli dalam
bidang keagamaan yang membahas dalam soal itu, tetapi kali ini saya hanya ingin
menungkapkan fenemena yang ada di sekitar...
Pernah kah kita mendapati serorang
yang ‘tampak’ taat dalam beribadah dengan frekuensi yang banyak tetapi hubungan
dengan sesama tidak baik, contoh rajin ibadah tetapi memiliki perilaku sombong,
berkata kasar atau menjatuh kan orang, iri dan lainnya... Haji berkali-kali tetapi tidak bertanggjawab
terhadap pekerjaannya, bahkan dengan alam pun tidak dapat menjaganya cenderung
merusak...
Bagaimana......???
Tentu kita tidak berhak
memberikan penilain terhadap ibadahnya, tetapi yang bisa kita lihat sejalan kah
dia dengan rutinitas religius yang dilakukan... sejalan kah ia dengan aplikasi
yang selayaknya didapat dari ibadahnya....??
Hubungan sosial dengan sesama
cendrung lebih dominan kita lakukan ketimbang ibadah, karena kita memang mahluk
sosial, bahkan dalam Al-Qur’an pembahasan bagaimana berhubungan dengan sesama
pun dibahas jauh lebih banyak.., itulah mengapa kita sebagai manusia diciptakan
sebagai khalifah.. yang bermanfaat bagi sesama, yang dapat menjaga
lingkungannya, yang dapat mengembangkan potensinya, memberdayakan sesama.....
Apa yang salah dengan ini..??
Saya belum melakukan penelitian
mendalam memang soal ini, tetapi menurut analisa saya kuantitas selalu lebih
utama dalam pandangan kebanyakan orang, seperti kuantitas uang yang banyak
lebih baik daripada sedikit, jumlah nilai yang tinggi tentu akademiknya lebih
baik, kuantitas kehadiran yang banyak akan lebih baik... begitu juga banyak
beribadah akan lebih baik. Tetapi pernahkah kita liat lebih dalam lagi, tidak
selalu seperti itu...??
Ketika kita memiliki uang yang
banyak dan menggunakan tidak pada tempat yang tepat malah dapat menghancurkan
kita, Nilai yang tinggi tidak menjamin pengetahuannya juga tinggi.., toh bisa
saja dia hanya memenuhi target sehingga tidak memahami apa yang telah
dipelajarinya kita jg menemukan banyak anak/ mahasiswa yang berpretasi tetapi
tidak berprestasi juga dalam pekerjaannya. Kehadiran yang banyak jika untuk
tidur atau bersantai-santai saja untu apa.?
Begitu juga beribadah, semakin
banyak melalukan ibadah jika hanya frekuensi tetapi tidak mengetahui maksud
dari ibadah itu sendiri tidak akan pernah menghasilkan perilaku seorang
khalifah...
Bukankah banyak juga kita temui,
seorang yang sederhana tetapi bahagia hanya dengan dapat mengajar dan
memotivasi para siswanya agar punya mimpi dan
maju (laskar pelangi) atau seorang yang hanya dapat penghasilan dengan
menjual hasil karyanya tetapi dapat memberikan pengajaran kepada anak-anak
putus sekolah. (doc. Kick Andy) dan juga kita melihat para tetuah adat yang
begitu menjaga lingkungan nya agar tetap lestari..
Yuk mari kita periksa amal ibadah
kita masing-masing apakah benar selaras dengan perilaku kita..., sehingga tidak
hanya berakhlak secara ibadah tetapi juga berakhlak secara sosial...